Enam saham menghijau, ini daftar 10 saham LQ45 dengan PER terkecil (9 April 2018)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari pertama perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) berakhir ceria. Senin, 9 April 2018, kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) naik 71,08 poin menuju angka indeks 6.246,13 (1,15%).

LQ45, indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang beranggotakan 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, juga mengakhiri hari dengan nuansa hijau. Naik 14,31poin menuju level 1.021,90; indeks LQ45 ditutup menghijau, naik 1,42%.

Menggeliatnya IHSG kemarin tidak mengubah penghuni daftar 10 saham LQ45 dengan nilai PER terkecil sebelumnya. Meski demikian, beberapa saham bertukar urutan akibat perbedaan pergerakan harga masing-masing.


Bumi Resources Tbk (BUMI), Indika Energy Tbk (INDY), dan Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) masih menempati tiga besar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan. Disusul kemudian oleh SRIL, PTBA, WSKT, ADRO, WSBP, BBNI, dan PTPP.

Hijaunya bursa saham kemarin tercermin dari kenaikan harga sebagian besar saham penghuni daftar 10 saham LQ45 dengan PER terkecil. Enam saham mengalami kenaikan harga, 

Hanya ada satu saham yang hargnya tidak berubah, yaitu Saham Waskita Beton Precast Tbk (WSBP). Adapun tiga saham yang justru harganya turun di tengah kegairahan bursa saham kemarin adalah: BUMI, WSKT, dan PTPP.

Saham WSBP kembali bertukar posisi dengan BBNI, kembali ke posisi kedelapan. Saham BBNI yang naik harga lumayan tinggi bergeser ke posisi sembilan. 

Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama belum terjadi perubahan laba bersih per saham.

Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.

Meski demikian PER adalah gambaran kinerja di masa lalu. Tidak ada jaminan bahwa PER di masa terdahulu akan mencerminkan kinerja serupa di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana