Enam saham merah, ini 10 saham LQ45 dengan PER terkecil (19 Oktober 2018)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamis (18/10) Bursa Efek Indonesia (BEI) merah lagi. Ketika bursa saham tutup lapak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergerus 7,95 poin (-0,14%), sebelum hinggap di angka indeks 5.837,29.

LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, juga longsor. Turun 3,77 poin (-0,41%), LQ45 berakhir di 916,44. 

Waskita Karya Tbk (WSKT), Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), dan Indika Energy Tbk (INDY), masih berada di posisi tiga pertama daftar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan; masing-masing 3,51 kali, 4,2 kali, dan 6 kali. Posisi selanjutnya diisi oleh LPPFAKRAWSBPINKPMNCNBBNI, dan BBTN.


Dari seluruh saham yang yang masuk dalam daftar ini, kemarin enam saham harganya turun dari harga penutupan sebelumnya. Mereka adalah WSKT, Matahari Department Store Tbk (LPPF), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Indah Kiat Pulp & Paper (INKP), Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

No. Kode Harga (18/10) Harga (19/10) PBV (kali) PER (kali)
1 WSKT 1.550 1.540 0,8 3,51
2 SRIL 332 344 1,01 4,2
3 INDY 2.530 2.570 0,81 6
4 LPPF 5.900 5.625 7,02 6,1
5 AKRA 3.620 3.640 1,48 6,52
6 WSBP 338 348 1,27 6,69
7 INKP 13.675 13.475 1,45 7,52
8 MNCN 790 780 1,05 8,76
9 BBNI 7.200 7.175 1,29 8,77
10 BBTN 2.420 2.370 1,12 8,81
Sumber: RTI

Sebaliknya, ada empat saham naik harga dibanding harga penutupan sebelumnya. Mereka adalah SRIL, AKRA,  Indika Energy Tbk (INDY),  dan Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).

Sementara itu, satu-satunya saham yang tidak mengalami perubahan harga penutupan adalah .

Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham.

Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana