Energi kenaikan harga emas masih besar



JAKARTA. Pamor emas sebagai aset aman (safe haven) makin bersinar. Pelaku pasar makin getol berburu si kuning ini setelah rilis indikator ekonomi Amerika Serikat (AS) mengecewakan.Data Bloomberg menunjukkan, kemarin (17/2) hingga pukul 16.00 WIB, harga emas untuk kontrak pengiriman April di Bursa Comex-AS, terus melaju 0,50% ke level US$ 1.325,1 per ons troi. Bahkan, pada perdagangan pagi, harganya sempat menyentuh US$ 1.329,9 per ons troi. Jika dibanding akhir 2013, harga emas sudah melejit 10%.  Reli harga juga terjadi di dalam negeri. Harga emas batangan di Divisi Logam Mulia, PT Antam Tbk sudah menanjak sebesar Rp 27.000 menjadi Rp 551.000 per gram.Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures bilang, harga emas sudah menyentuh level tertinggi dalam 3,5 bulan terakhir, yakni US$ 1.326,35 per ons troi. Pemicunya, kecemasan investor terhadap data produksi pabrik AS yang kurang bagus, sehingga mendorong investor beralih ke emas. Sekadar mengingatkan, akhir pekan lalu, data produksi pabrik AS pada Januari 2014 dilaporkan turun ke level terendah  sejak Mei 2009.  Lanjut Suluh, reli emas juga sebagai akumulasi dari pidato perdana Gubernur The Fed, Jannet Yellen yang memberi isyarat, AS tidak akan serta merta menghentikan stimulus di tahun ini. "Ini menyebabkan dollar AS tertekan, sehingga safe haven diburu," ujarnya.Analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy sependapat. Menurutnya, emas masih akan menanjak selama dollar AS melemah. Posisi greenback terus tertekan, setelah data nonfarm payroll AS, pekan lalu, kurang memuaskan, sehingga dikhawatirkan turut menggerogoti kinerja PDB AS sepanjang kuartal I-2014.Sentuh US$ 1.400Suluh melihat, tren harga emas jangka menengah masih bullish, meski akan fluktuatif di jangka pendek. Menurutnya, apabila emas spot berhasil ditutup di atas resistance US$ 1.326, target berikutnya hingga akhir bulan ini di level US$ 1.360 per ons troi.Adapun, pekan ini, kata Suluh, data penting yang bisa menggerakkan emas, yaitu klaim pengangguran dan inflasi AS per Januari. Analis memprediksi, kedua data tersebut kurang bagus. Maka, ada potensi dollar AS lanjut tertekan, sehingga emas akan melesat. "Sebaliknya, jika data positif, bisa memicu koreksi, namun masih bergulir di US$ 1.316-US$ 1.335," tuturnya.Secara teknikal, saat ini, harga di atas moving average (MA) 50 dan MA 100. Artinya, konfirmasi bullish. Lalu, moving average convergence divergence (MACD) di area positif 593. Ini menunjukkan memang sedang naik, namun waspada koreksi. Relative strength index (RSI) berada di 78%, artinya sudah jenuh beli (overbought), sehingga meski naik, ada peluang koreksi. Stochastic berada di 38%, mengindikasikan kenaikan, tapi berpotensi koreksi.Sementara, Nizar melihat, reli panjang emas selama hampir dua bulan akan mengalami kejenuhan, sehingga perlu waspada koreksi di jangka pendek. "Dan, karena harganya sudah mahal, investor yang ingin ambil posisi beli, sebaiknya saat harga terkoreksi," saran Nizar.Nizar memprediksi, hingga penghujung 2014, harga emas masih akan bergerak di kisaran US$ 1.200-US$ 1.400 per osn troi. Sedangkan, Suluh menduga, emas akan menutup tahun ini dengan bertengger di US$ 1.385, meski ada potensi menyentuh US$ 1.400. Tapi, jika ingin merealisasikan keuntungan jangka pendek, Suluh menyarankan, melepas emas saat di US$ 1.335-US$ 1.360 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini