Energi Mega Menincar Pendapatan US$ 900 Juta



JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) berupaya menggenjot pendapatannya. Itulah sebabnya, tahun ini, Energi Mega menargetkan pendapatan terkonsolidasi perseroan di tahun ini bisa tembus US$ 900 juta atau sekitar Rp 8,64 triliun. Jumlah ini naik dibandingkan dengan proyeksi pendapatan tahun lalu yang diperkirakan bisa mencapai US$ 600 juta .

Investor Relation Energi Mega, Herwin Hidayat, mengatakan, ENRG berani menaikkan target pendapatan hingga 50% ketimbang tahun lalu. Alasannya, target produksi minyak dan gas naik menjadi 50.000 barel oil equivalen per day (boepd).

Tahun lalu, menurut Herwin, produksi migas perusahaan Grup Bakrie tersebut masih sebesar 35.000 boepd. Dia menyatakan, dalam dua tahun terakhir ini, produksi migas Energi Mega menunjukkan tren yang positif. "Terjadi peningkatan lebih dari 100% dari produksi migas tahun 2011 yang cuma sebesar 17.000 boepd menjadi sebesar 35.000 boepd di tahun lalu," ungkap dia kepada KONTAN, akhir pekan lalu.


Peningkatan produksi migas tersebut, menurut Herwin, berasal dari peningkatan produksi sembilan blok migas yang mulai berproduksi. Blok migas itu adalah Blok Selat Malaka PSC, TAC Gelam di Jambi, Bentu PSC di Riau, Korinci Baru PSC Sumatera, Gebang JOB PSC di Sumatera Utara, dan Tonga PSC di Riau.

Di Kalimantan, Energi Mega juga menguasai Semberah TAC Kalimantan Timur. Selain itu, ENRG juga memiliki Off shore North West Java (ONJW). Untuk Blok ONJW, Energi Mega berbagi kepemilikan dengan Pertamina Hulu Energi ONWJ. Di sekitar Madura, Energi Mega juga menjadi kontraktor untuk Blok Kangean PSC, Jawa Timur.

Tidak hanya itu, Energi Mega juga masih mempunyai tiga blok yang belum berproduksi. Yakni, dua coal bed methane (CBM), yaitu blok Sangatta 2 CBM di Kalimantan Timur dan Tabulako CBM PSC di Kalimantan Selatan, serta Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku.

Sebelumnya, Presiden Direktur ENRG Imam P. Agustino, mengatakan, dari sembilan blok yang telah berproduksi tersebut, sebagian besar target produksi yang akan dicapai pada tahun ini datang dari Blok Kangean PSC. Kontribusi Kangean PSC diperkirakan mencapai 40%.

Blok Kangean PSC memiliki jumlah cadangan terbukti dan terukur sebanyak 9,6 juta barrel minyak dan 1,3 triliun kaki kubik gas. Seperti diketahui, Blok Kangean PSC saat ini dioperasikan oleh Kangean Energy Indonesia Limited. Kepemilikan di Blok Kangean, sebesar 50% milik Energi Mega, 25% oleh grup Mitsubishi (Jepang), dan 25% milik grup Japex (Jepang).

Imam juga mengungkapkan, Energi Mega akan mencari blok migas untuk menyokong pertumbuhan kinerja. "Kami terus terapkan strategy plan melalui akuisisi blok baru dengan kriteria kami yang cukup ketat," tuturnya.

Untuk itu, Energi Mega menyiapkan dana sebesar US$ 233 juta sebagai anggaran belanja modal (capital expenditure) di tahun ini. Dana tersebut akan digunakan perusahaan untuk pengembangan 12 blok migas. "Sumber pendanaan seluruhnya berasal dari kas internal perseroan," kata Imam.

Yang jelas, belanja modal Energi Mega di tahun ini lebih besar dibanding tahun lalu. Pada 2012 itu, Energi Mega hanya menyiapkan belanja modal US$ 118 juta.

Imam menyatakan, belanja modal yang disediakan tahun ini di luar dana untuk melakukan akuisisi blok migas. Sebagai informasi, akuisisi blok migas merupakan salah satu strategi dari Energi Mega di tahun 2013. Hanya saja, Imam menolak memberi penjelasan detil mengenai rencana akuisisi maupun jumlah dana yang disiapkan.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini