KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menargetkan produksi minyak dan gas sebesar 40.000 barel
oil equivalen tahun ini. Sementara tahun depan, ENRG menargetkan adanya kenaikan sebesar 10% hingga 15% dalam produksi minyak dan gas. “Dari kenaikan produksi itu, kami berharap bisa menaikkan penjualan dan laba bersih di tahun depan,” terang Direktur Energi Mega Persada Edoardus Ardianto dalam paparan publik secara virtual,Kamis (17/11). Adapun ENRG berencana menggelontorkan belanja modal alias
capital expenditure (capex) senilai US$ 150 juta tahun depan untuk kebutuhan pengembangan sejumlah blok migas milik ENRG. Per September 2022, ENRG telah menyerap capex sebesar US$ 81 juta dari total keseluruhan capex sebesar US$ 100 juta.
ENRG berhasil mencetak kenaikan kinerja operasional sepanjang sembilan bulan pertama 2022. Sepanjang periode tersebut, ENRG memproduksi 5.148 Barrel of Oil Per Day (BOPD) minyak, naik 9,64%. Bersamaan, produksi gas juga naik 1860% menjadi 204 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).
Baca Juga: Triputra Agro Persada (TAPG) Optimistis Cetak Pertumbuhan Signifikan Tahun Ini Sebanyak tiga blok ENRG yang paling berkontribusi terhadap produksi ENRG sepanjang periode ini, yakni Blok Malacca, Blok Bentu, dan Blok Kangean. Bersamaan dengan kenaikan tingkat produksi, harga rata-rata minyak dan gas yang direalisasikan ENRG juga turut menanjak. ENRG mencatatkan harga jual gas senilai US$ 6,16 per mmbtu, naik 12,61% secara tahunan. Sementara itu, realisasi harga rata-rata minyak sebesar US$ 86,49 per barel, naik 31,34% dari realisasi harga pada periode yang sama tahun lalu yakni US$ 65,85 per barel. Kenaikan kinerja operasional dan harga jual rata-rata turut memoles kinerja ENRG. ENRG mencetak berhasil mencetak penjualan penjualan US$ 344 juta sepanjang sembilan bulan pertama 2022, naik 16,6% dari periode yang sama tahun lalu. Dari sisi
bottom line, ENRG mampu mencetak laba bersih sebesar US$ 44,08 juta. Nilai itu melejit 145,36% secara tahunan dari sebelumnya hanya US$ 17,96 juta. Edoardus berharap, harga minyak dan gas akan terus stabil di tengah sentimen memanasnya situasi geopolitik dan krisis energi yang melanda Eropa. Sebab, mayoritas produksi ENRG saat ini adalah gas. “Kami berharap harga minyak masih akan stabil, terutama untuk gas, karena produksi kami didominasi gas. Harga gas di Indonesia tidak serta merta terpengaruh harga gas dunia,” kata Edo.
Baca Juga: Kobexindo Tractors (KOBX) Kerek Target Pertumbuhan Pendapatan Jadi 40% di Akhir 2022 Untuk mengembangkan bisnisnya, ENRG aktif menambah aset-aset migas baik secara organik maupun melalui akuisisi dalam dua tahun terakhir. Salah satunya, menambah kepemilikan di Blok Kangean dari sebelumnya 50% menjadi 75%. ENRG juga mengakuisisi blok Sengkang di Sulawesi dengan kepemilikan 49%. ENRG juga melirik untuk masuk ke bisnis energi baru terbarukan (EBT). Edo mengamini, ada rencana untuk masuk ke sektor EBT, khususnya produk solar panel. Namun, saat ini ENRG belum menentukan aset dan lokasi dari proyek EBT yang bakal digarap. Pun, ENRG melirik untuk masuk ke bisnis geothermal. “Tetapi saat ini masih belum menentukan aset mana yang cocok,” tutup Edo. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi