Energi Mega Persada (ENRG) menganggarkan capex hingga US$ 100 juta untuk tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) berencana untuk mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) mulai dari US$ 80 juta hingga US$ 100 juta. Capex ini digunakan untuk pengembangan keseluruhan aset migas milik ENRG.

Edoardus Ardianto Windoe, Chief Financial Officer dan Direktur Energi Mega Persada mengatakan, capex ini berasal dari kas internal perusahaan. Nantinya, capex ini akan digunakan untuk proses drilling dan seismic di aset-aset ENRG.

Seismic merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum masuk ke tahap drilling. Setelah seismic berhasil, maka proses pengeboran dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas di beberapa aset milik ENRG. “Penggunaan capex ini hampir rata di semua aset,” ujar Edoardus, Jumat (6/12).


Baca Juga: Pendapatan turun, Energi Mega (ENRG) cetak laba bersih US$ 11,88 juta di kuartal III

Vice President Investor Relations Energi Mega Persada Herwin Wahyu Hidayat mengatakan, ENRG memiliki beberapa rencana pengembangan aset migas miliknya. Di Blok Bentu (Riau) misalnya, ENRG sedang melakukan 3D seismic di area seluas 550 kilometer persegi. Saat ini, ENRG telah menyelesaikan 2D seismic di area 191 kilometer persegi.

Selain itu, ENRG juga berencana untuk mengebor dua buah sumur eksplorasi di lapangan Tonga Barat dan Tengara pada semester pertama 2020. Saat ini, produksi rata-rata blog Tonga PSC sebesar 221 barel minyak per hari.

ENRG juga berencana untuk mempersiapkan pengeboran tambahan di Blok Selat Malaka (Malacca Strait PSC). Adapun pengeboran yang akan dilakukan adalah di sumur TB-03, TB-04, TB-05, dan TB-06. Saat ini, kapasitas produksi rata-rata di Blok Malacca Strait mencapai 2.095 barel minyak per hari dan 3,69 juta kubik per hari.

Baca Juga: Maksimalkan blok migas dalam negeri, ENRG yakin target produksi migas harian tercapai

Untuk diketahui, pada kuartal III 2019 ENRG berhasil mencatatkan kinerja yang cukup apik. Emiten tambang minyak dan gas ini berhasil membalikkan rugi menjadi laba.

Per 30 September 2019, ENRG berhasil meraup laba sebesar US$ 11,88 juta. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, ENRG masih menanggung kerugian sebesar US$ 14,67 juta. Meski demikian, pendapatan ENRG turun tipis 3,9% menjadi US$ 191,99 juta dari sebelumnya US$ 199,93 juta.

Turunnya pendapatan juga berimbas pada turunnya beban pokok penjualan. Pada kuartal III 2019, beban pokok penjualan ENRG turun 24,9% menjadi US$ 116,52 juta.

Baca Juga: Tak penuhi kuorum, Energi Mega Persada (ENRG) kembali gagal bahas agenda RUPSLB

Herwin mengatakan, torehan laba pada kuartal III 2019 tidak lepas dari beban bunga yang lebih rendah. “Hal ini akibat pencapaian Energi dalam melunasi dan me-refinancing fasilitas-fasilitas pinjaman yang sudah ada, sehingga dengan menurunnya fasilitas pinjaman maka turun juga beban bunganya,” pungkas Herwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati