Enggan Disebut Bendahara Pelit, Sri Mulyani: Ini Soal Selektivitas dan Kualitas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menanggapi tudingan bahwa dirinya sering menolak permintaan anggaran dari berbagai kementerian dan lembaga.

Pernyataan ini muncul setelah mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan bahwa Sri Mulyani sering bersikap ketat terhadap pengajuan anggaran.

Dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 yang digelar pada Selasa (8/10), Sri Mulyani menegaskan bahwa penolakannya terhadap anggaran bukan berarti pelit.


Baca Juga: Dapat Anggaran Rp 71 Triliun, Kepala Badan Gizi Puji Kebaikan Sri Mulyani

Ia menjelaskan bahwa setiap pengajuan anggaran selalu didengarkan dan didiskusikan dengan seksama.

“Kalau ada ruang fiskal, kita selalu memberikan afirmasi terhadap program-program yang solid dan bisa dijalankan dengan baik. Ini merupakan bentuk kehati-hatian dari bendahara negara,” kata Sri Mulyani.

Ia juga menambahkan bahwa jika dirinya selalu menolak permintaan anggaran, maka pembangunan di Indonesia tidak akan bisa berjalan.

Menurutnya, setiap keputusan mengenai alokasi anggaran melalui proses diskusi yang mendalam demi memastikan uang rakyat dikelola dengan bertanggung jawab.

"Ini bukan soal pelit, tapi selektivitas dan kualitas. Kita harus memastikan bahwa uang rakyat digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab," ungkap Sri Mulyani.

Baca Juga: Jokowi: Transisi Kepemimpinan ke Prabowo Berjalan Lancar

Sebelumnya, Enggartiasto Lukita memuji Sri Mulyani sebagai sosok yang sangat ketat dalam mengelola anggaran.

Ia mengatakan bahwa tindakan Sri Mulyani yang sering menolak pengajuan anggaran adalah bagian dari tugasnya untuk menjaga stabilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Beliau sangat ketat, bahkan sebelum saya bicara beliau sudah bilang 'tidak dulu'. Tapi, bisa dibayangkan kalau semua anggaran disetujui, APBN kita bisa jebol," ujar Enggar.

Pernyataan ini menunjukkan bagaimana Sri Mulyani menjalankan perannya dengan hati-hati dalam menjaga stabilitas fiskal negara, sambil tetap memperhatikan kebutuhan pembangunan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto