JAKARTA. Harga minyak yang terus melandai membuat kontraktor minyak dan gas bumi (migas) berpikir ulang untuk meneruskan proyeknya sendiri. Mereka kini harus menggandeng investor lain guna melanjutkan proyek migas yang dalam hitungan bisnis sudah tidak ekonomis lagi. Salah satunya Eni SpA, perusahaan asal Italia yang kini menjual 15% saham Blok Sepinggan kepada PT Pertamina Hulu Energi, anak usaha PT Pertamina.
Head of Community Affairs and Public Relations Eni Indonesia Teddy Rahmanto mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menjual 15% saham itu. Persetujuan itu didapatkan oleh perusahaa ini pada pekan lalu.
Meski demikian, ia mengaku tidak bisa menyampaikan besaran nilai penjualan 15% saham Blok East Sepinggan dengan alasan kerahasiaan. "Nilai transaksi confidential, kami tidak bisa menyampaikan," ujar Teddy. Adapun alasan Eni Indonesia melepas 15% interest di Blok East Sepinggan itu merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan ini agar tetap bisa mencetak untung. Perlu diketahui, Blok East Sepinggan terletak dekat dengan dua proyek gas besar milik Eni di Blok Muara Bakau, yaitu Lapangan Jangkrik dan Lapangan Jangkrik North East. Setelah menjual 15% share di Blok East Sepinggan kepada Pertamina Hulu Energi, maka Eni sebagai operator akan memiliki 85% saham di blok tersebut. Manajemen Eni mengklaim sudah menemukan cadangan gas di prospek Marakis saat menggali sumur Merakis 1 NFW di Blok East Sepinggan. Dari hasil eksplorasi itu Eni memprediksi potensi gas yang ada di blok tersebut mencapai 1,3 triliun cubic feet (tcf). Ke depan, Eni masih tetap berkomitmen untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan kontrak bagi hasil yang di tandatangani dengan pemerintah Indonesia. Sekretaris Perusahaan PHE, Wahidin Nurlusia menambahkan, pasca pembelian 15% interest di blok East Sepinggan, Pertamina Hulu Energi bersama dengan ENI akan melanjutkan eksplorasi dan pengembangan blok tersebut. SKK Migas belum tahu Meskipun transaksi sudah berlangsung, Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudianto Riambono menyatakan, hingga kini SKK Migas belum mendapatkan laporan dari dua kontraktor migas tersebut. Apalagi, kewenangan menyetujui transaksi seperti itu ada di pemerintah. "Tetapi perlu rekomendasi dari SKK Migas," katanya.
Namun secara umum, di bisnis hulu migas, perusahaan migas selalu mencari partner untuk bersama-sama mengelola satu wilayah kerja migas. Karena, kulturnya, sebuah perusahaan migas harus berpartner atau bekerja sama dengan perusahaan lain agar bisa berbagi risiko. "Kalau Anda perhatikan, di semua lapangan migas itu, ada yang bertiga, berempat, berlima partnernya," jelas dia. Pengamat Migas Jhon Karamoy mengatakan, langkah Eni Indonesia melepas sejumlah interest-nya di blok yang terletak di Kalimantan Timur itu demi untuk mendapatkan dana yang akan digunakan untuk melakukan investasi di wilayah kerja migas milik Eni di Indonesia maupun yang ada di luar negeri. Meski tak bisa memprediksi nilainya, "Blok yang dijual cadangannya besar, Eni bisa mendapat dana besar dari penjualan itu," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto