JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) merupakan perusahaan tambang. Tapi, tidak salah juga jika emiten yang masih ada hubungannya dengan Grup Bakrie ini disebut sebagai emiten trader situs tambang. Pasalnya, manajemen memiliki rencana untuk menjual blok minyak Buzi di Mozambik. Padahal, manajemen baru saja mengumumkan kontrak konsesi eksplorasi dan produksi atau Exploration and Production Concession Contract (EPCC) blok ini pada pertengahan Oktober lalu. "Sudah ada beberapa perusahaan minyak yang tertarik untuk masuk sebagai pembeli," ungkap Imam P. Agustino, Direktur Utama ENRG, (13/12). Imam masih merahasiakan kapan pastinya Blok Buzi bakal dijual. Tapi yang jelas, ini merupakan rencana jangka panjang dan akan baru dieksekusi jika blok yang diakuisisi dengan nilai US$ 175 juta ini sudah memiliki produksi pada level tertentu. Sebenarnya, Blok Buzi sudah bisa memproduksi gas sebesar 5 juta kaki kubik per hari. Tapi, ini hanya merupakan produksi tahap awal. Tahun depan, ENRG baru akan mematangkan data seismik sebagai langkah awal untuk memulai produksi. Kegiatan ini diperkirakan akan menelan biaya sekitar US$ 10 juta hingga US$ 20 juta. Kedepannya, tepatnya pada tahun 2017, produksi Blok Buzi akan digenjot menjadi sebesar 50 juta kaki kubik per hari mengingat Blok Buzi memiliki cadangan gas produktif yang diperkirakan mencapai 13,4 triliun kaki kubik. "Ini, kan, ekspansi anorganik makanya kami selalu membeli blok yang belum full capacity. Akan kami jual jika harganya sudah bagus, dan kami inginkan setelah penjualan kami tetap menjadi pemegang saham mayoritas," tutur Imam. Catatan saja. Penjualan situs tambang bukan pertama kalinya yang dilakukan ENRG. sebelumnya, ENRG juga menjual 10% kepemilikan saham ENRG di Blok Masela. Aksi korporasi tersebut membuat laba bersih ENRG semester I 2013 lompat 14% lebih menjadi US$ 176 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ENRG akan jual blok gas barunya di Mozambik
JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) merupakan perusahaan tambang. Tapi, tidak salah juga jika emiten yang masih ada hubungannya dengan Grup Bakrie ini disebut sebagai emiten trader situs tambang. Pasalnya, manajemen memiliki rencana untuk menjual blok minyak Buzi di Mozambik. Padahal, manajemen baru saja mengumumkan kontrak konsesi eksplorasi dan produksi atau Exploration and Production Concession Contract (EPCC) blok ini pada pertengahan Oktober lalu. "Sudah ada beberapa perusahaan minyak yang tertarik untuk masuk sebagai pembeli," ungkap Imam P. Agustino, Direktur Utama ENRG, (13/12). Imam masih merahasiakan kapan pastinya Blok Buzi bakal dijual. Tapi yang jelas, ini merupakan rencana jangka panjang dan akan baru dieksekusi jika blok yang diakuisisi dengan nilai US$ 175 juta ini sudah memiliki produksi pada level tertentu. Sebenarnya, Blok Buzi sudah bisa memproduksi gas sebesar 5 juta kaki kubik per hari. Tapi, ini hanya merupakan produksi tahap awal. Tahun depan, ENRG baru akan mematangkan data seismik sebagai langkah awal untuk memulai produksi. Kegiatan ini diperkirakan akan menelan biaya sekitar US$ 10 juta hingga US$ 20 juta. Kedepannya, tepatnya pada tahun 2017, produksi Blok Buzi akan digenjot menjadi sebesar 50 juta kaki kubik per hari mengingat Blok Buzi memiliki cadangan gas produktif yang diperkirakan mencapai 13,4 triliun kaki kubik. "Ini, kan, ekspansi anorganik makanya kami selalu membeli blok yang belum full capacity. Akan kami jual jika harganya sudah bagus, dan kami inginkan setelah penjualan kami tetap menjadi pemegang saham mayoritas," tutur Imam. Catatan saja. Penjualan situs tambang bukan pertama kalinya yang dilakukan ENRG. sebelumnya, ENRG juga menjual 10% kepemilikan saham ENRG di Blok Masela. Aksi korporasi tersebut membuat laba bersih ENRG semester I 2013 lompat 14% lebih menjadi US$ 176 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News