ENRG Berutang US$ 450 Juta ke Credit Suisse



JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) akhirnya menemukan solusi untuk keluar dari belitan utang. Anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) ini baru saja memperoleh pinjaman baru untuk melunasi utang yang sudah jatuh tempo, 15 Agustus lalu.

Credit Suisse menggelontorkan pinjaman sebesar US$ 450 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun ke anak usaha Energi, yaitu EMP Holdings Singapore Pte. Ltd pada akhir pekan lalu (12/9). "Pinjaman ini dikenakan bunga LIBOR plus 8% hingga 10%," kata Investor Relations Energi Herwin Hidayat, kemarin.

Jadi, utang tersebut memiliki dua tranche. Sedangkan jangka waktunya selama lima tahun. Pinjaman sebesar US$ 450 juta itu digunakan untuk melunasi utang US$ 152,75 juta kepada Credit Suisse. Seharusnya, utang itu sudah jatuh tempo 15 Agustus lalu, dan pembayarannya diperpanjang hingga empat minggu kemudian.


Sedangkan duit sebesar US$ 108 juta digunakan untuk membayar utang Energi kepada PMA Capital Management Ltd. Menurut Herwin, sisa pinjaman yaitu sebesar US$ 189,25 juta bakal digunakan untuk belanja modal atau capex dan modal kerja atas aset-aset yang sudah dimiliki Energi saat ini. "Kami akan fokus ke tiga aset yang dimiliki," imbuhnya.

Ketiga aset tersebut yaitu proyek minyak Malacca Strait di Riau, Blok Kangean di Jawa Timur, dan lima aset di bawah bendera anak perusahaannya, PT Tunas Harapan Perkasa. Lima aset itu adalah Semberah TAC, Sungai Gelam TAC, Gebang JOB, Bentu PSC, dan Korinci Baru PSC. "Modal kerja ini bisa mencukupi kebutuhan perusahaan paling sedikit tiga tahun," ujar Herwin.

Tahun ini, Energi menargetkan produksi minyak dan gas naik 30%. Hingga semester satu 2008, perusahaan sudah memproduksi 24.600 barrel minyak per hari atau naik 0,82% dibandingkan semester satu 2007. "Tahun 2010 kami menargetkan produksi di Blok Kangean mencapai 300 juta kaki kubik per hari," imbuhnya.

Di sisi lain, tingkat pinjaman bersih terhadap ekuitas Energi meningkat dari 69% pada semester satu 2008 menjadi 88% pasca utang baru dari Credit Suisse itu. "Kami dapat mengatasi rasio ini," ujar Herwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test