JAKARTA. Kocek PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) bakal bertambah tebal. Pasalnya, emiten minyak dan gas (migas) milik Grup Bakrie itu sudah memulai produksi secara komersial sebanyak 8,5 juta kaki kubik gas per hari di Blok Malacca Strait PSC. Gas tersebut dijual kepada BOB PT Bumi Siak Pusako - PT Pertamina Hulu Energi (BOB). Harga jual gas yang diproduksi dari lapangan Kuat itu dipatok US$ 8 per mmbtu dengan eskalasi sebesar 3% per tahun dari Juli 2014 hingga Agustus 2020. "Tambahan produksi gas dari lapangan Kuat tersebut diharapkan akan memberi dampak positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan pada semester kedua tahun ini," tulis Imam P. Agustino, Direktur Utama ENRG dalam keterangan resmi, Senin (14/7). ENRG tercatat menguasai kepemilikan 60,49% saham Blok Malacca Strait. Hingga kuartal I 2014, Blok Malacca telah memproduksi 3.288 barel minyak ekuivalen per hari. Blok Malacca merupakan satu dari 12 blok migas yang dimiliki ENRG. Sebanyak sembilan blok migas dari jumlah itu sudah mencapai skala produksi. Blok yang sudah berproduksi itu di antaranya Selat Malaka PSC, TAC Gelam (Jambi), Bentu PSC (Riau) dan Korinci Baru PSC (Sumatera Utara). Sementara dua blok yang belum berproduksi adalah Sangatta 2 CBM (Kalimantan Timur) dan Tabulako CBM PSC (Kalimantan Selatan). Selain 11 blok migas di Indonesia, ENRG juga memiliki Blok buzi yang berada di Mozambik. Pada Oktober 2013, ENRG mengakuisisi 75% saham Blok Buzi. Akuisisi tersebut tertuang dalam perjanjian jual beli saham dengan Greenwich International Ltd., Seychelles. Pokok perjanjian itu adalah Grup ENRG sepakat untuk mengakuisisi 100% saham Buzi Hydrocarbons Pte. Ltd., Singapura (BHPL) dari Greenwich senilai US$ 175 juta. BHPL adalah pemegang 75% kuasa pertambangan Blok Buzi Exploration and Productions Concession Contrack (EPCC) yang berlokasi di Mozambik, Afrika. Dalam aksi korporasi anorganik tersebut, ENRG juga mengikut-sertakan dua entitas anak, yakni Enviroco Company Limited Seychelles dan EMP Holding Singapore Pte. Ltd Singapura (EMP HS).Blok Buzi sudah bisa memproduksi gas sebesar 5 juta kaki kubik per hari. Tapi, ini hanya merupakan produksi tahap awal. Di 2014, ENRG baru akan mematangkan data seismik sebagai langkah awal untuk memulai produksi. Kegiatan ini diperkirakan akan menelan biaya sekitar US$ 10 juta hingga US$ 20 juta.Secara keseluruhan, ENRG telah memproduksi sekitar 12.700 barel minyak per hari dan 231 juta kaki kubik gas per hari di kuartal I 2014. Jumlah tersebut setara dengan 51.290 barel minyak ekuivalen per hari. ENRG juga mengoperasikan cadangan terbukti dan terukur sebesar 21 juta barel minyak dan 1,1 triliun kaki kubik gas di akhir Maret 2014.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ENRG mulai jual gas ke Bumi Siak Pusako
JAKARTA. Kocek PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) bakal bertambah tebal. Pasalnya, emiten minyak dan gas (migas) milik Grup Bakrie itu sudah memulai produksi secara komersial sebanyak 8,5 juta kaki kubik gas per hari di Blok Malacca Strait PSC. Gas tersebut dijual kepada BOB PT Bumi Siak Pusako - PT Pertamina Hulu Energi (BOB). Harga jual gas yang diproduksi dari lapangan Kuat itu dipatok US$ 8 per mmbtu dengan eskalasi sebesar 3% per tahun dari Juli 2014 hingga Agustus 2020. "Tambahan produksi gas dari lapangan Kuat tersebut diharapkan akan memberi dampak positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan pada semester kedua tahun ini," tulis Imam P. Agustino, Direktur Utama ENRG dalam keterangan resmi, Senin (14/7). ENRG tercatat menguasai kepemilikan 60,49% saham Blok Malacca Strait. Hingga kuartal I 2014, Blok Malacca telah memproduksi 3.288 barel minyak ekuivalen per hari. Blok Malacca merupakan satu dari 12 blok migas yang dimiliki ENRG. Sebanyak sembilan blok migas dari jumlah itu sudah mencapai skala produksi. Blok yang sudah berproduksi itu di antaranya Selat Malaka PSC, TAC Gelam (Jambi), Bentu PSC (Riau) dan Korinci Baru PSC (Sumatera Utara). Sementara dua blok yang belum berproduksi adalah Sangatta 2 CBM (Kalimantan Timur) dan Tabulako CBM PSC (Kalimantan Selatan). Selain 11 blok migas di Indonesia, ENRG juga memiliki Blok buzi yang berada di Mozambik. Pada Oktober 2013, ENRG mengakuisisi 75% saham Blok Buzi. Akuisisi tersebut tertuang dalam perjanjian jual beli saham dengan Greenwich International Ltd., Seychelles. Pokok perjanjian itu adalah Grup ENRG sepakat untuk mengakuisisi 100% saham Buzi Hydrocarbons Pte. Ltd., Singapura (BHPL) dari Greenwich senilai US$ 175 juta. BHPL adalah pemegang 75% kuasa pertambangan Blok Buzi Exploration and Productions Concession Contrack (EPCC) yang berlokasi di Mozambik, Afrika. Dalam aksi korporasi anorganik tersebut, ENRG juga mengikut-sertakan dua entitas anak, yakni Enviroco Company Limited Seychelles dan EMP Holding Singapore Pte. Ltd Singapura (EMP HS).Blok Buzi sudah bisa memproduksi gas sebesar 5 juta kaki kubik per hari. Tapi, ini hanya merupakan produksi tahap awal. Di 2014, ENRG baru akan mematangkan data seismik sebagai langkah awal untuk memulai produksi. Kegiatan ini diperkirakan akan menelan biaya sekitar US$ 10 juta hingga US$ 20 juta.Secara keseluruhan, ENRG telah memproduksi sekitar 12.700 barel minyak per hari dan 231 juta kaki kubik gas per hari di kuartal I 2014. Jumlah tersebut setara dengan 51.290 barel minyak ekuivalen per hari. ENRG juga mengoperasikan cadangan terbukti dan terukur sebesar 21 juta barel minyak dan 1,1 triliun kaki kubik gas di akhir Maret 2014.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News