JAKARTA. Perusahaan minyak dan gas (migas) Keluarga Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), kembali berencana untuk membiayai kembali (refinancing) utang yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2013, ENRG menanggung fasilitas jangka pendek senilai US$ 61,95 juta dari PST Finance Ltd. Fasilitas itu akan jatuh tempo pada 15 Juni 2014 , minggu depan."Kemungkinan besar kami akan melakukan refinancing atas pinjaman itu," kata Imam P. Agustino, Presiden Direktur ENRG selepas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (5/6).Jika dicermati, pinjaman yang diperoleh pada 17 Oktober 2013 itu memang terbilang mahal. Tingkat bunga fasilitas dari PST ditetapkan LIBOR plus 20% per tahun. Dana yang diperoleh dari pinjaman ini digunakan ENRG untuk keperluan operasional.Didit A. Ratam, Direktur Keuangan ENRG menambahkan, perusahaan tengah bernegosiasi dengan beberapa pihak terkait penjajakan pinjaman baru untuk memuluskan rencana refinancing. "Tapi, kami tidak dalam posisi untuk memberikan disclosure atas pihak yang sedang bernegosiasi dengan kami," ungkap Didit.Refinancing ENRG, lanjut Didit, harus diarahkan untuk mendapatkan pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Strategi ini pernah berhasil dilakukan ENRG pada Desember tahun lalu. Waktu itu, ENRG meraih fasilitas pinjaman sindikasi US$ 203 juta yang difasilitasi oleh Bank of America Merrill Lynch, Bank of India dan Intesa Sanpaolo SpA. Fasilitas utang itu memiliki jangka waktu 5 tahun dengan suku bunga LIBOR +6% per tahun. Utang ini melengkapi fasilitas senilai US$ 90 juta yang diterima ENRG pada 5 Desember 2013 lalu. Kreditur utang tersebut adalah Bank of New York Mellon cabang Singapura. ENRG menjaminkan seluruh saham di dua anak usaha, PT Tunas Harapan Perkasa dan PT Imbang Tata Alam untuk mendapatkan fasilitas 5 Desember. Sedangkan jaminan lain atas utang tersebut adalah hak tagih yang dimiliki anak ENRG dari hasil penjualan minyak dan gas (migas). Dana tersebut kemudian digunakan ENRG untuk membayar fasilitas senilai US$ 228,87 juta dari ND Owen yang diperoleh anak usaha, EMP International (BVI) Ltd. (EIBL) pada 20 Desember 2011.Dana tersebut digunakan oleh EIBL untuk mengakuisisi 100% saham CNOOC ONWJ Ltd dari CNOOC Southeast Asia Limited. Per 30 September 2013, saldo utang ENRG kepada ND Owen tercatat US$ 233,94 juta. Jika ditambah utang, total refinancing tersebut mencapai US$ 265 juta.Strategi refinancing itu memangkas tingkat bunga yang ditanggung ENRG hingga 14% per tahun. "Kalau nilai beban bunga yang bisa kita hemat per tahunnya mencapai US$ 28 juta," terang Didit.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ENRG refinancing utang US$ 61,95 juta
JAKARTA. Perusahaan minyak dan gas (migas) Keluarga Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), kembali berencana untuk membiayai kembali (refinancing) utang yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2013, ENRG menanggung fasilitas jangka pendek senilai US$ 61,95 juta dari PST Finance Ltd. Fasilitas itu akan jatuh tempo pada 15 Juni 2014 , minggu depan."Kemungkinan besar kami akan melakukan refinancing atas pinjaman itu," kata Imam P. Agustino, Presiden Direktur ENRG selepas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (5/6).Jika dicermati, pinjaman yang diperoleh pada 17 Oktober 2013 itu memang terbilang mahal. Tingkat bunga fasilitas dari PST ditetapkan LIBOR plus 20% per tahun. Dana yang diperoleh dari pinjaman ini digunakan ENRG untuk keperluan operasional.Didit A. Ratam, Direktur Keuangan ENRG menambahkan, perusahaan tengah bernegosiasi dengan beberapa pihak terkait penjajakan pinjaman baru untuk memuluskan rencana refinancing. "Tapi, kami tidak dalam posisi untuk memberikan disclosure atas pihak yang sedang bernegosiasi dengan kami," ungkap Didit.Refinancing ENRG, lanjut Didit, harus diarahkan untuk mendapatkan pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Strategi ini pernah berhasil dilakukan ENRG pada Desember tahun lalu. Waktu itu, ENRG meraih fasilitas pinjaman sindikasi US$ 203 juta yang difasilitasi oleh Bank of America Merrill Lynch, Bank of India dan Intesa Sanpaolo SpA. Fasilitas utang itu memiliki jangka waktu 5 tahun dengan suku bunga LIBOR +6% per tahun. Utang ini melengkapi fasilitas senilai US$ 90 juta yang diterima ENRG pada 5 Desember 2013 lalu. Kreditur utang tersebut adalah Bank of New York Mellon cabang Singapura. ENRG menjaminkan seluruh saham di dua anak usaha, PT Tunas Harapan Perkasa dan PT Imbang Tata Alam untuk mendapatkan fasilitas 5 Desember. Sedangkan jaminan lain atas utang tersebut adalah hak tagih yang dimiliki anak ENRG dari hasil penjualan minyak dan gas (migas). Dana tersebut kemudian digunakan ENRG untuk membayar fasilitas senilai US$ 228,87 juta dari ND Owen yang diperoleh anak usaha, EMP International (BVI) Ltd. (EIBL) pada 20 Desember 2011.Dana tersebut digunakan oleh EIBL untuk mengakuisisi 100% saham CNOOC ONWJ Ltd dari CNOOC Southeast Asia Limited. Per 30 September 2013, saldo utang ENRG kepada ND Owen tercatat US$ 233,94 juta. Jika ditambah utang, total refinancing tersebut mencapai US$ 265 juta.Strategi refinancing itu memangkas tingkat bunga yang ditanggung ENRG hingga 14% per tahun. "Kalau nilai beban bunga yang bisa kita hemat per tahunnya mencapai US$ 28 juta," terang Didit.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News