JAKARTA. Rencana PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menerbitkan saham baru alias rights issue tampaknya akan berjalan mulus. Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Anis Baridwan menyatakan, secara teoritis, tambahan informasi dalam proposal yang diajukan ENRG sudah cukup. "Kami sudah cek data-datanya dan tinggal ditandatangani Pak Ketua (Fuad Rahmany)," katanya, kemarin (30/12). Namun, dia tidak bisa menjanjikan izin efektif rights issue ENRG bisa terbit hari ini.Padahal, hari ini, ENRG berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda persetujuan penerbitan saham baru tersebut. Jumlahnya sebanyak 26,18 miliar saham, dengan harga penawaran Rp 185 per saham. Artinya, Energi bisa meraup dana Rp 4,84 triliun. Selain itu, ENRG akan menerbitkan waran sebagai pemanis.Catatan saja, hajatan rights issue ENRG ini juga menguak porsi pemilikan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) di Energi. Berdasarkan data prospektus rights issue yang dipublikasikan dua hari lalu, ternyata, BNBR hanya memiliki secara langsung 0,02% saham ENRG. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan data dalam laporan keuangan per akhir September 2009 yang mencantumkan BNBR mempunyai 43,2% saham ENRG secara langsung dan tak langsung. Dalam rights issue itu, BNBR akan mengeksekusi haknya dengan membeli 4,93 miliar saham baru ENRG. Pasca rights issue, BNBR tetap memiliki 0,02% saham ENRG. Namun, BNBR juga memiliki saham ENRG melalui Brantas Indonesia dan Kondur Indonesia."Hal ini sesuai perjanjian pembelian tahun 2008," ujar Juru bicara BNBR, Siddharta Moersjid. Kepala Riset Batavia Prosperindo Suherman Santikno melihat, struktur kepemilikan semacam itu bukan hal yang aneh bagi sebuah emiten di bursa saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ENRG Segera Kantongi Izin Rights Issue
JAKARTA. Rencana PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menerbitkan saham baru alias rights issue tampaknya akan berjalan mulus. Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Anis Baridwan menyatakan, secara teoritis, tambahan informasi dalam proposal yang diajukan ENRG sudah cukup. "Kami sudah cek data-datanya dan tinggal ditandatangani Pak Ketua (Fuad Rahmany)," katanya, kemarin (30/12). Namun, dia tidak bisa menjanjikan izin efektif rights issue ENRG bisa terbit hari ini.Padahal, hari ini, ENRG berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda persetujuan penerbitan saham baru tersebut. Jumlahnya sebanyak 26,18 miliar saham, dengan harga penawaran Rp 185 per saham. Artinya, Energi bisa meraup dana Rp 4,84 triliun. Selain itu, ENRG akan menerbitkan waran sebagai pemanis.Catatan saja, hajatan rights issue ENRG ini juga menguak porsi pemilikan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) di Energi. Berdasarkan data prospektus rights issue yang dipublikasikan dua hari lalu, ternyata, BNBR hanya memiliki secara langsung 0,02% saham ENRG. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan data dalam laporan keuangan per akhir September 2009 yang mencantumkan BNBR mempunyai 43,2% saham ENRG secara langsung dan tak langsung. Dalam rights issue itu, BNBR akan mengeksekusi haknya dengan membeli 4,93 miliar saham baru ENRG. Pasca rights issue, BNBR tetap memiliki 0,02% saham ENRG. Namun, BNBR juga memiliki saham ENRG melalui Brantas Indonesia dan Kondur Indonesia."Hal ini sesuai perjanjian pembelian tahun 2008," ujar Juru bicara BNBR, Siddharta Moersjid. Kepala Riset Batavia Prosperindo Suherman Santikno melihat, struktur kepemilikan semacam itu bukan hal yang aneh bagi sebuah emiten di bursa saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News