Epidemiolog: Ada Potensi Beberapa Orang yang Terpapar Varian Omicron



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan kasus pertama Covid-19 varian Omicron di Indonesia dari seorang petugas kebersihan berinisial N yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. pada Kamis (16/12).

“Kementerian Kesehatan telah mendeteksi seorang pasien terkonfirmasi Omicron pada tanggal 15 Desember, data-datanya sudah kita konfirmasikan ke GISAID dan telah dikonfirmasi kembali dari GISAID bahwa memang data ini data sequencing Omicron,” kata Menkes dalam keterangan pers perkembangan pandemi Covid-19.

Berdasarkan hal ini, Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman mengatakan bahwa kita tidak perlu panik dan berlebihan dalam menyikapinya, tetapi, yang perlu dilakukan adalah keseriusan dalam merespons Omicron ini.


Baca Juga: President Warns Against Complacency as Indonesia Finds First Omicron Case

“Jadi dalam konteks Omicron ini kita perlu sangat serius, dan ini ancamannya bisa melebihi delta,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/10).

Ia juga mengungkapkan potensi dari sudah ada beberapa orang lain yang terpapar dari varian omicron. Hal tersebut menurutnya karena penularan dari varian ini yang cepat daripada varian delta. Dicky juga khawatir, exponential growth yang lebih besar dan lebih cepat dari virus ini.

“Data terakhir menunjukkan bahwa data penularannya itu luar biasa lebih cepat dari delta, dalam arti, ia 70 kali kemampuan replikasinya di saluran nafas daripada delta, sehingga potensi dia memiliki kemampuan infeksi lebih cepat, lebih besar,” ungkapnya.

Oleh karena itu, menurutnya yang saat ini tepat dilakukan adalah dengan melakukan tes terhadap orang-orang yang berada di lorong atau lantai yang sama dengan orang yang terdeteksi Omicron ini.

“Menurut saya, jangan menunggu lama, semua dites dulu yang kontak itu, dikarantina dan diperiksa, kalau bisa PCR. Yang saya khawatirkan adalah pekerja ini bulak-balik ke rumahnya, ini yang lebih sulit,” katanya.

Baca Juga: Kasus Omicron Jadi Sentimen Negatif, Simak Prediksi IHSG untuk Jumat (17/12)

Akan tetapi, ia melihat masyarakat Indonesia saat ini sudah lebih kebal imunitasnya, baik itu dari vaksinasi ataupun sebelumnya sudah terinfeksi.

Walaupun hal tersebut belum memberikan keamanan sepenuhnya, menurutnya dengan hal ini akan membuat kita lebih banyak waktu untuk mempersiapkan hal penunjang lain, seperti fasilitas kesehatan, dan booster.

“Setidaknya sekarang satu minggu terakhir yang keluar dari fasilitas karantina ini cari tahu ke mana saja, dan kalau bisa dilakukan pengamatan tambahan karantina di rumah masing-masing itu lebih bagus, setidaknya seminggu tambahan, atau apabila harus tes PCR segera lakukan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto