KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Situasi pandemi COVID-19 saat ini tidak bisa disamakan dengan kondisi gelombang pandemi akibat varian Delta 2021 lalu. Lonjakan kasus yang terjadi akhir Januari 2022 hingga saat ini perlu disikapi secara lebih bijak dengan pemahaman yang lebih baik oleh masyarakat, terutama terkait karakteristik varian Omicron itu sendiri. “Masyarakat Indonesia memiliki trauma pada momen gelombang COVID-19 varian Delta yang lalu. Perlu diketahui memang varian Omicron ini penyebarannya cepat, tapi kasus kesakitan maupun kematian akibat varian ini rendah,” terang Epidemiolog Pandu Riono dalam keterangannya, Senin (7/2). Ia menegaskan bahwa bagi pasien varian Omicron ini tidak banyak yang perlu masuk rumah sakit. “Ini yang perlu diketahui masyarakat. Karakteristik lonjakan kasus sangat dipengaruhi karakteristik varian virusnya," kata dia.
Epidemiolog Sebut Masyarakat Sering Salah Persepsi dalam Mengahadapi Omicron
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Situasi pandemi COVID-19 saat ini tidak bisa disamakan dengan kondisi gelombang pandemi akibat varian Delta 2021 lalu. Lonjakan kasus yang terjadi akhir Januari 2022 hingga saat ini perlu disikapi secara lebih bijak dengan pemahaman yang lebih baik oleh masyarakat, terutama terkait karakteristik varian Omicron itu sendiri. “Masyarakat Indonesia memiliki trauma pada momen gelombang COVID-19 varian Delta yang lalu. Perlu diketahui memang varian Omicron ini penyebarannya cepat, tapi kasus kesakitan maupun kematian akibat varian ini rendah,” terang Epidemiolog Pandu Riono dalam keterangannya, Senin (7/2). Ia menegaskan bahwa bagi pasien varian Omicron ini tidak banyak yang perlu masuk rumah sakit. “Ini yang perlu diketahui masyarakat. Karakteristik lonjakan kasus sangat dipengaruhi karakteristik varian virusnya," kata dia.