Epidemiolog UI mengkritisi target vaksinasi pemerintah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Epidemiolog mengkritisi target vaksinasi virus corona (Covid-19) yang dilakukan pemerintah. Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono menyebut jumlah vaksinasi bukan masalah utama saat ini.

Pandu bilang pemerintah harus memberi prioritas vaksinasi kepada masyarakat dengan risiko tinggi. "Jangan target jumlah total, sulit dicapai dan tidak mungkin dicapai cepat. Cukup target penduduk yang sangat berisiko dulu," ujar Pandu saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (8/3).

Baca Juga: Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca tiba di Tanah Air


Prioritas vaksin disebut pandu harusnya diberikan kepada tenaga kesehatan, masyarakat lanjut usia, dan masyarakat yang memiliki komorbid. Saat ini vaksinasi lansia dan masyarakat dengan komorbid masih kalah dengan vaksinasi petugas publik.

Padahal vaksinasi masyarakat dengan risiko tinggi bisa berdampak pada tingkat keterisian rumah sakit dan kematian. Sementara itu Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman menekankan perlunya penambahan kebutuhan vaksinasi.

Antara lain berkaitan dengan vaksinator, lokasi vaksinasi, dan sebaran vaksinasi. Bertambahnya ketersediaan vaksin tak akan mempercepat pelaksanaan vaksinasi.

"Kalau jumlah vaksinatornya, lokasi pemberian vaksinasi tidak bertambah, termasuk sebaran tidak bertambah, ini yang membuat tidak akan ada penambahan signifikan," terang Dicky.

Dicky juga menyoroti rencana vaksinasi gotong royong. Pada pelaksanaan vaksin gotong royong, perusahaan juga harus mendukung vaksinasi pemerintah.

Baca Juga: Menkes optimistis vaksinasi gotong royong percepat target herd immunity

Salah satunya dapat dilakukan vaksinasi kepada masyarakat sekitar. Percepatan vaksinasi diperlukan untuk mencegah berkembangnya pandemi mengingat adanya perkembangan varian baru.

Selain vaksinasi, pelaksanaan protokol kesehatan juga harus dilakukan selama pandemi Covid-19. Termasuk juga upaya testing, tracing, dan treatment.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto