KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka peringatan HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam Sidang Bersama DPD dan DPR RI, Jumat (16/8). Dalam pidatonya, Jokowi menyebut, Indonesia tengah berada dalam era baru. Globalisasi terus mengalami pendalaman yang semakin dipermudah oleh revolusi industri jilid ke 4. Persaingan semakin tajam dan perang dagang semakin memanas.
Baca Juga: Jokowi: Indonesia maju adalah peran seluruh anak bangsa Antar negara berebut investasi, antar negara berebut teknologi, berebut pasar, dan berebut orang-orang pintar. Antar negara memperebutkan talenta-talenta hebat yang bisa membawa kemajuan bagi negaranya, ujar Jokowi. “Dunia tidak semata sedang berubah tetapi sedang terdisrupsi. Di era disrupsi ini kemapanan bisa runtuh ketidakmungkinan bisa terjadi,” ungkapnya. Dalam era disrupsi, jenis pekerjaan berubah setiap saat, banyak pula jenis pekerjaan lama yang hilang maupun jenis pekerjaan baru yang muncul. Pola bisnis lama juga usang dan muncul pola bisnis baru yang mengagumkan.
Baca Juga: Pidato kedua sidang MPR, Jokowi ganti kostum pakai pakaian adat Sasak Begitu pun dengan keterampilan mapan yang tiba-tiba menjadi tidak relevan dan ada keterampilan baru yang meledak yang dibutuhkan. “Arus komunikasi dan interaksi yang semakin mudah dan terbuka harus dimanfaatkan dan sekaligus diwaspadai,” lanjut Jokowi. Kemudahan arus komunikasi dan interaksi, menurutnya, juga membawa ancaman, yaitu ancaman terhadap ideologi Pancasila, ancaman terhadap adab sopan santun, ancaman terhadap tradisi dan seni budaya, serta ancaman terhadap warisan kearifan-kearifan lokal bangsa.
Baca Juga: Jokowi: Tata kelola keuangan negara yang akuntabel harus diwujudkan Oleh karena itu, Jokowi menyampaikan, bidang pertahanan-keamanan juga harus tanggap dan siap. Menghadapi perang siber. Menghadapi intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Serta menghadapi ancaman kejahatan-kejahatan lainnya baik dari dalam maupun luar negeri. “Indonesia tidak takut terhadap keterbukaan. Kita hadapi keterbukaan dengan kewaspadaan. Kewaspadaan terhadap ideologi lain yang mengancam ideologi bangsa. Kewaspadaan terhadap adab dan budaya lain yang tidak sesuai dengan kearifan bangsa kita. Kewaspadaan terhadap apapun yang mengancam kedaulatan kita,” tandas Jokowi.
Baca Juga: Sidang tahunan MPR, Zulkifli Hasan mengulang-ulang pernyataan soal amandemen terbatas Jokowi menegaskan, Indonesia juga tidak takut bersaing. Persaingan mesti dihadapi dengan kreativitas, inovasi, dan kecepatan. Cara-cara lama yang tidak kompetitif tidak bisa diteruskan. Strategi baru harus diciptakan. Cara-cara baru harus dilakukan. Kita tidak cukup hanya lebih baik dari sebelumnya. “Kita tidak cukup hanya lebih baik dari sebelumnya. Tetapi kita harus lebih baik dari yang lainnya,” ujar Jokowi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi