KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dorongan bagi Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan BI Seven Day Reverse Repo Rate (BI 7 DRRR) pada tahun depan semakin menguat. Kalau benar terjadi, pertanda era suku bunga rendah bakal berakhir pada tahun ini. Sejumlah risiko dari dalam maupun luar negeri menjadi alasannya. Selain tekanan inflasi yang makin kuat dan risiko nilai tukar rupiah, penguatan harga minyak, dan kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan bank sentral negara maju lain menjadi penyebabnya. Head of Industry and Regional Research Departement PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dendi Ramdani menjelaskan risiko-risiko tersebut. "Pemerintah punya target inflasi yang relatif rendah tahun depan dengan asumsi harga minyak yang US$ 48 per barel, tetapi sekarang sudah di US$ 60 hingga US$ 64 per barel. Tren ke depan prediksi kami US$ 60," ungkap Dendi, akhir pekan lalu.
Era suku bunga rendah bakal berakhir tahun ini?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dorongan bagi Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan BI Seven Day Reverse Repo Rate (BI 7 DRRR) pada tahun depan semakin menguat. Kalau benar terjadi, pertanda era suku bunga rendah bakal berakhir pada tahun ini. Sejumlah risiko dari dalam maupun luar negeri menjadi alasannya. Selain tekanan inflasi yang makin kuat dan risiko nilai tukar rupiah, penguatan harga minyak, dan kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan bank sentral negara maju lain menjadi penyebabnya. Head of Industry and Regional Research Departement PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dendi Ramdani menjelaskan risiko-risiko tersebut. "Pemerintah punya target inflasi yang relatif rendah tahun depan dengan asumsi harga minyak yang US$ 48 per barel, tetapi sekarang sudah di US$ 60 hingga US$ 64 per barel. Tren ke depan prediksi kami US$ 60," ungkap Dendi, akhir pekan lalu.