Era Suku Bunga Rendah, Prudential Sebut Ini Positif untuk Unitlink Berbasis Obligasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan suku bunga tengah melanda sektor perbankan di berbagai belahan dunia. Dari dalam negeri, bulan lalu Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan menjadi 6%. Menanggapi hal itu, PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia menyatakan jenis unitlink berbasis obligasi berpotensi terdampak positif dari penurunan suku bunga acuan. 

Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen menyebut pendapatan tetap (obligasi) secara historis menjadi kelas aset yang pertama menerima dampak positif dari penurunan suku bunga. 

"Penurunan suku bunga biasanya berdampak positif pada harga obligasi yang cenderung naik. Ketika suku bunga menurun, obligasi yang telah diterbitkan dengan kupon lebih tinggi menjadi lebih menarik bagi investor dibanding dengan deposito yang mengacu pada suku bunga acuan. Akibatnya, nilai pasar obligasi tersebut meningkat, sehingga memberikan keuntungan modal (capital gain) bagi pemegang obligasi," ujarnya kepada Kontan, Senin (14/10).


Selain itu, Karin menerangkan suku bunga yang lebih rendah idealnya berdampak pada turunnya biaya pinjaman. Dengan demikian, dapat mendorong aktivitas ekonomi dan investasi, serta meningkatkan nilai aset. 

Karin menyebut produk unitlink berbasis saham juga bisa mendapat manfaat dari penurunan suku bunga. Sebab, suku bunga yang rendah cenderung mendorong aktivitas ekonomi, pada gilirannya berdampak terhadap meningkatnya kinerja keuangan perusahaan (emiten).

"Tentunya preferensi subdana kembali kepada pilihan nasabah sesuai dengan profil risiko, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing nasabah. Nasabah dengan profil risiko konservatif dapat memilih subdana berbasis pasar uang, nasabah dengan profil risiko moderat dapat memilih subdana yang berbasis pada instrumen pendapatan tetap seperti surat utang (obligasi) atau instrumen berbasis campuran antara saham dan obligasi. Nasabah dengan profil risiko agresif dapat memilih subdana berbasis saham untuk investasi jangka panjang," tuturnya.

Baca Juga: Kinerja Unitlink Saham Paling Moncer per September 2024, Ini Saran untuk Investor

Sementara itu, Karin menerangkan secara umum, hingga September 2024, mayoritas subdana unitlink mencatatkan kinerja positif. Sepanjang 2024, unitlink berbasis saham global, khususnya yang berinvestasi di sektor teknologi, mencatatkan kinerja paling positif. 

"Misalnya, PRULink US Dollar Global Technology Equity Fund (PDGT) menjadi salah satu subdana terbaik di pasar, dengan kinerja sebesar 25,73% hingga September 2024," katanya.

Karin mengungkapkan hal itu mencerminkan penerapan strategi investasi yang efektif dalam mengelola subdana PRULink, serta komitmen dalam memberikan nilai tambah bagi nasabah.

Untuk proyeksi kinerja unitlink hingga akhir 2024, Karin bilang semua bergantung pada kondisi ekonomi global dan domestik, khususnya suku bunga, inflasi, serta performa sektor-sektor kunci seperti teknologi dan kesehatan. 

Dia menerangkan unitlink berbasis saham global, terutama di sektor teknologi, diperkirakan akan tetap positif, didorong oleh proyeksi pertumbuhan sektor teknologi dan sentimen positif di pasar keuangan. Namun, volatilitas pasar serta kebijakan suku bunga dari bank sentral seperti The Fed dan Bank Indonesia juga menjadi faktor penentu. 

"Pengelolan portofolio yang aktif dan terdiversifikasi dapat mengurangi risiko di tengah volatilitas yang terjadi di pasar keuangan," ucap Karin. (*)

Selanjutnya: Cara Balik Nama Mobil, Biaya, dan Syarat untuk Pemilik Baru Kendaraan

Menarik Dibaca: Cuaca Besok (17/10) di Jawa Tengah Cerah hingga Berawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih