Erajaya dan LPEI kantongi izin Bapepam



JAKARTA. Menjelang tutup tahun, antrean korporasi yang berniat menjaring dana melalui penerbitan efek di pasar keuangan, masih banyak. Kemarin, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah menerbitkan izin pra efektif initial public offering (IPO) bagi PT Erajaya Swasembada. Bapapem-LK juga menerbitkan izin penerbitan obligasi bagi Lembaga Penjaminan Ekspor Indonesia (LPEI).

Erajaya Swasembada berniat menggelar IPO maksimal 1,32 miliar unit saham ke publik. Ini setara 40% dari total modal disetor perseroan. Erajaya menunjuk Buana Capital sebagai penjamin emisi. Calon emiten ini berencana memanfaatkan 42% dana hasil IPO untuk melunasi utang dalam bentuk promissory notes terkait pembelian West Swan Overseas Limited. Erajaya akan memanfaatkan sisa dana IPO untuk modal kerja dan kegiatan pengembangan jaringan distribusi. Gonthor Ryantori Aziz, Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa Bapepam-LK, mengungkapkan, selain merilis izin pra efektif IPO Erajaya, otoritas pasar modal ini juga menerbitkan izin penawaran umum berkelanjutan obligasi bagi LPEI. Total nilai obligasi yang direncanakan LPEI adalah Rp 10,5 triliun. "Untuk tahap pertama, nilai emisi LPEI sebesar Rp 2,5 triliun," kata Gonthor, Senin (14/11). LPEI menunjuk tiga penjamin emisi yakni Trimegah Securities, Danareksa Securities, dan Indo Premier Securities. LPEI berencana menggunakan 90% dana hasil emisi obligasi untuk pembiayaan aset produktif secara langsung. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), sampai dengan pekan pertama November ini, sudah ada 18 emiten baru yang mencatatkan saham di BEI. Nilai emisi total dari penerbitan saham perdana 18 korporasi tersebut mencapai Rp 13,31 triliun. BEI menargetkan, sampai akhir tahun ini ada 25 emiten baru di lantai bursa. Jumlah itu naik dari tahun lalu sebanyak 23 emiten dengan nilai total emisi Rp 27,6 triliun. Untuk obligasi, Kustodian Sentral Efek Indonesia mencatat, total nilai emisi obligasi rupiah yang telah tercatat mencapai Rp 29,85 triliun. Sedangkan nilai penerbitan obligasi bermata uang dollar AS mencapai US$ 80 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can