Erajaya gencar jualan produk wearable & aksesoris



JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mulai gencar mengembangkan bisnis internet of things (IoT) dan aksesoris device pada tahun ini. Salah satu strategi yang dilakukan perusahaan adalah menjalin kerja sama dengan Garmin.

Garmin merupakan perusahaan yang mempelopori navigasi Global Position System (GPS) serta perangkat nirkabel dan aplikasi asal Amerika Serikat. Perusahaan ini memproduksi produk di lima sektor yakni otomotif, penerbangan, kebugaran dan kelautan dan outdoor.

Lewat kerjasama ini, Erajaya akan menjadi distributor perangkat smart wearable yang dikembangkan oleh Garmin. Dengan partnership tersebut, ada lima produk Garmin yang bisa dibeli melalui jaringan ritel ERAA, yakni empat seri wearable dan satu action camera. Keempat seri tersebut diantaranya Vivofit 3, Vivosmart HR, Vivosmart HR Plus, jam tangan pintar (smartwatch) Forerunner 35, serta action cam VIRB Ultra 30.


Direktur PT Erafone Dotcom Djatmiko Wardoyo mengatakan, pihaknya sudah mulai fokus mengembangkan bisnis IoT dan aksesoris dengan membentuk satu divisi baru khusus menangani bisnis tersebut sejak tahun 2016. "Memang kontribusi bisnis ini belum besar terhadap perusahaan jika dibandingkan dengan bisnis device. Tapi kita melihat peluang bisnisnya bagus. Ini future bisnis kita," katanya di Jakarta, Kamis (23/3).

Tahun ini, Erajaya akan memasarkan produk Garmin di 21 jaringan milik Erajaya. Untuk tahap awal, baru lima produk garmin yang akan mereka kerjasamakan sebagai langkah untuk tes pasar. Lantaran masih tahap awal, keduanya belum menetapkan target penjualan dari produk wearable tersebut.

Sepanjang tahun 2015, perusahaan berhasil membukukan pendapatan Rp 392,9 miliar dari aksesosris atau baru setara 2% dari total penjualan perusahaan kala itu yakni Rp 20 triliun. Lalu tahun 2016, perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan bisnis ini sebesar 30%.

Erajaya optimistis bisnis IoT dan aksesoris akan tumbuh terus. Bisnis IoT memang baru digeluti mulai tahun ini, dan Garmin merupakan mitra perdana mereka di sektor ini. Dengan kerja sama tersebut, perseroan yakin divisi bisnis baru ini akan tumbuh lebih dari 30%.

Djatmiko mengatakan, pihaknya akan terus membuka diri untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan IoT dan aksesoris. Namun khusus untuk khusus kategori smart wearables, pihaknya akan fokus menjalin kerjasama dengan Garmin saja. "Tiap kategori kita akan punya strategi partner ke depan," ujarnya.

Dengan strategi tersebut serta didukung dengan kondisi ekonomi yang semakin baik, Erajaya optimistis bisa mencetak penjualan lebih baik tahun ini. Hanya saja perusahaan belum menetapkan target tahun ini. Namun tahun lalu, kata Djatmiko, perseroan berhasil mencapai target penjualan yakni Rp 22 triliun atau tumbuh 10% dari tahun 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini