Erajaya melirik kota lapis kedua



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) kini mulai mengurangi ekspansi bisnis di kota-kota besar. Peritel perangkat telekomunikasi itu rencananya akan lebih melebarkan sayap ke kota-kota lapis kedua dan kota lapis ketiga. Hal ini tercermin dari target jumlah toko yang akan dibangun sepanjang 2018.

Tak tanggung-tanggung, ERAA berani memasang target pembukaan toko baru lima kali lipat lebih banyak dari tahun sebelumnya. Pada 2017, realisasi pembukaan toko baru hanya mencapai 50 toko, maka tahun ini ditingkatkan menjadi 250 toko.

“Banyaknya target pembukaan toko Erajaya Retail Group untuk memasuki secondary dan third cities,” papar Djatmiko Wardoyo, Direktur Marketing dan Komunikasi PT Erajaya Swasembada Tbk kepada Kontan.co.id, Jumat.


Menurutnya, selama ini persebaran toko-toko ERAA seperti Erafone, iBox maupun Samsung Experience masih terkonsentarasi di kota-kota besar atau ibu kota provinsi. Dari target pembukaan 250 toko tersebut sekitar 55%-60% akan dilakukan di kota lapis kedua dan kota lapis ketiga. Salah satunya rencana pengembangan distrubutor Samsung ke area Sulawesi.

Meski setahun belakangan pebisnis ritel banyak melakukan penutupan toko fisik dan beralih ke pasar online, tetapi ERAA tak gentar. Perusahaan masih tetap optimistis untuk menambah gerai. Djatmiko beralasan, pengembangan toko online dan toko offline sama-sama penting dan strategis.

“Kami juga mengembangkan toko online erafone.com dan iBox.co.id,” paparnya.

Demi memuluskan rencananya tersebut, ERAA telah menganggarkan dana belanja modal sebesar Rp 300 miliar. Anggarannya tumbuh tiga kali lipat dari alokasi tahun lalu sebesar Rp 100 miliar. Waktu itu dana tersebut digunakan untuk membangun 50 toko baru dan melakukan refurbish sekitar 40-50 toko.

Sebenarnya, di samping anggaran belanja modal tersebut, perusahaan masih memiliki dana pinjaman dari beberapa pihak. Bulan ini, ERAA mendapatkan pinjaman senilai Rp 1,47 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Sebelumnya, penghujung 2017, perusahaan mengantongi Rp 250 miliar dari PT Bank CTBC Indonesia. Dana pinjaman itu akan digunakan sebagai tambahan modal kerja untuk pengembangan bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini