Erajaya merambah pasar gaya hidup



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak cuma berkutat di bisnis telekomunikasi, PT Erajaya Swasembada Tbk ekspansi ke bisnis lain. Bersama DJI Innovations and Technologies Co, Ltd, emiten berkode ERAA di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu baru saja meluncurkan produk drone seri terbaru. Produk pesawat tanpa awak yang diproduksi DJI akan dipasarkan oleh ERAA di Indonesia.

Djatmiko Wardoyo, Direktur Marketing Komunikasi PT Erajaya Swasembada Tbk mengatakan, produk anyar ini dalam rangka pemenuhan portofolio akan segmen usaha life style technology perseroan ini atau yang lebih dikenal dengan sebutan the internet of things (IoT). "Kami sudah memulai di tahun lalu seperti dengan produk smartwatch atau kamera Go Pro," sebutnya, Rabu (7/3).

Menurut Koko - panggilan Djatmiko, usaha bergelut dibidang IoT merupakan sebuah keniscayaan demi  bisnis di masa depan. Sejatinya, produk IoT sangat luas  dari sis segmen. Mulai dari kebutuhan otomatisasi produk otomotif ataupun home appliences.


Awalnya, Erajaya mulai berkompetisi di bidang non-ponsel dengan memasarkan aksesori gawai tersebut seperti speaker maupun head set. "Sekarang kami kembangkan terus sesuai permintaan dari pasar," jelas Djatmiko.

Tentu segmen yang disasar perusahaan ini adalah menengah ke atas. Tengok saja jenis drone dari DJI ini saja dilego dengan harga sekitar Rp 12 juta. DJI diketahui merupakan produsen drone sipil dan alat pencitraan udara asal China. Sampai saat ini, ERAA sudah memasarkan empat jenis drone asal negara negeri panda tersebut.

Tahun ini, kemungkinan ada dua jenis drone baru lagi yang bakal diluncurkan di Indonesia. DJI mulai memasarkan produknya di Indonesia sejak pertengahan tahun lalu. Kalau menilik laporan keuangan perseroan sepanjang tahun lalu meraih pendapatan hingga sekitar US$ 2,83 mili

Koko menjelaskan, drone buatan DJI akan dipasarkan di seluruh ritel milik ERAA baik offline seperti Erafone maupun online di iBox.co.id. Meskipun sampai saat ini penjualan drone tersebut mayoritas offline.

Belum jadi backbone

Bicara soal target, Djatmiko tidak ingin muluk-muluk. "Soalnya kami lihat (IoT) ini masih belum bisa sebagai backbone bisnis," katanya.

Adapun hampir sebagian besar, sekitar lebih dari 85% porsi pendapatan ERAA selama ini ditopang oleh penjualan ponsel. Menilik laporan keuangan perseroan di kuartal III- 2017, segmen bisnis ponsel menyumbang Rp 13,3 triliun dari total pendapatan Rp 16,6 triliun.

Sisanya, sebanyak Rp 3,3 triliun berasal dari usaha aksesori, bisnis SIM card, maupun produk elektronik lain. Mengenai pencapaian sepanjang 2017 kemarin, Djatmiko masih enggan membeberkan. Dalam catatan KONTAN, perseroan mematok penjualan di 2017 sekitar Rp 23,5 triliun. Angka ini lebih tinggi ketimbang pencapaian  tahun sebelumnya yang Rp 20 triliun. "Insya Allah sesuai, bahkan lebih," jawab Koko saat ditanyakan pencapaian ERAA.

Sebagai distributor perangkat telekomunikasi di Indonesia, ERAA semakin agresif menambah jumlah gerai pada tahun ini hingga ke kota-kota kabupaten. Pada 2017 lalu, perusahaan ini menargetkan tambahan 60 gerai baru. Tahun ini, Erajaya juga membuka toko cukup banyak. "Saya belum bisa kasih angka, tetapi on going lah," ungkapnya.

Seperti tahun lalu, tahun ini Erajaya juga akan memperluas pasar hingga ke kota-kota kecil di luar Jabodetabek. “Tidak hanya di Jabodetabek, tetapi kota-kota kabupaten dan kota-kota yang jauh dari Jakarta,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati