KONTAN.CO.ID - JAKARTA. P
erusahaan pertambangan dan metalurgi asal Prancis, Eramet dan organisasi nirlaba Kitong Bisa Foundation Indonesia (KBF Indonesia) mengumumkan telah memberikan beasiswa bagi 42 mahasiswa Indonesia yang berasal dari Maluku Utara, Papua, dan Sulawesi. Pemberian beasiswa ini dilakukan secara simbolis pada hari ini, Jumat (22/11) dalam acara diskusi panel dan upacara pemberian beasiswa kepada peserta yang di laksanakan di Jakarta. Baca Juga: Eramet Memulai Studi Cadangan Lithium Program beasiswa ini juga sejalan dengan peta jalan CSR Eramet, "Act for Positive Mining", yang berfokus pada percepatan pengembangan lokal dan berkelanjutan di komunitas serta wilayah operasional. Dalam kesempatan yang sama, CEO Eramet Indonesia Jerome Baudelet mengatakan di luar operasi pertambangan, pihaknya berdedikasi untuk mendorong kemajuan sosial dan ekonomi di masyarakat disekitar pertambangan. "Di Indonesia, kami telah ada di sini sekitar 20 tahun, dan khususnya melalui usaha patungan kami PT Weda Bay Nickel (WBN) Weda Denneko, di Maluku Utara. Di luar operasi pertambangan kami, berdedikasi untuk mendorong kemajuan sosial dan ekonomi di masyarakat tempat kami beroperasi," katanya. Baca Juga: Eramet Tepis Tren Penurunan Permintaan Baterai EV Nikel Adapun, Chief Sustainability & External Affairs Officer Eramet Virginie de Chassey, menekankan bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka peluang yang lebih luas hingga mengurangi ketidaksetaraan dalam pendidikan dan gender. “Program ‘Eramet Beyond’ memiliki ambisi, khususnya untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam pendidikan dan gender. Kami berkomitmen untuk berkontribusi pada misi ini dengan memberikan dukungan pendidikan kepada masyarakat di sekitar area operasional kami di setiap negara tempat kami beroperasi,” ujar Virginie. Eramet kata dia juga akan berfokus untuk mendorong generasi muda di daerah terpencil untuk melanjutkan pendidikan tinggi mereka dan mendapatkan kesempatan yang sama seperti rekan-rekan mereka di wilayah lain. "Kesetaraan akses pendidikan inilah yang ingin kami dorong bersama dengan semua pemangku kepentingan," tambahnya. Baca Juga: Soal Potensi Lithium di Jateng, Eramet Ungkap Target Awal dari Kerjasama dengan ESDM Peserta beasiswa yang lolos seleksi dipilih untuk jenjang Sarjana, Pascasarjana, dan Doktor dalam periode dua tahun ke depan. Para penerima akan mendapatkan bantuan biaya pendidikan (SPP), tunjangan biaya hidup, serta biaya buku untuk mendukung proses belajar mereka. Melalui program ini, para mahasiswa juga akan mendapatkan pelatihan tambahan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan non-teknis. Berdasarkan data yang ada saat ini pendidikan di Indonesia Timur masih dihadapkan pada ketimpangan akses yang signifikan dibandingkan wilayah lainnya. Merujuk Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi dari tahun 2021 hingga 2023 terungkap wilayah timur Indonesia memiliki tingkat partisipasi yang lebih rendah. Selain itu, angka putus sekolah di Indonesia Timur mencapai 4,37% pada tahun 2020, lebih tinggi dibandingkan bagian barat yang mencapai 3,52%. Baca Juga: Eramet: Indonesia Berperan Penting Jamin Ketersediaan Nikel Dunia Pendiri KBF Indonesia, Billy Mambrasar menambahkan, dukungan pihak swasta terhadap peningkatan kualitas pendidikan menjadi sebuah keniscayaan. Ia mengakui perlu adanya sinergi dari banyak pihak untuk bisa membantu peningkatan kualitas pendidikan anak-anak yang ada di timur Indonesia. “KBF Indonesia sejak lama selalu menghubungkan kolaborasi antara Pemerintah dan Pihak Swasta. Banyak kerjasama kami di masa lalu telah membawa keberhasilan dan perubahan yang positif untuk Bangsa Indonesia. Kerja sama dengan Eramet ini akan menjadi satu milestone tambahan untuk KBF Indonesia. Kami juga bersyukur bahwa Eramet memiliki visi positif dan besar untuk ikut mengembangkan talenta terbaik Bangsa Indonesia,” ujar Billy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto