Eramet: Indonesia Berperan Penting Jamin Ketersediaan Nikel Dunia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pertambangan asal Prancis, Eramet, mengungkapkan Indonesia memiliki peran sentral dalam menjamin ketersediaan pasokan nikel dunia yang kian mendesak. Mineral nikel juga dinilai sebagai kunci untuk merealisasikan masa depan kendaraan listrik dan mendukung energi transisi yang sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia.

Presiden Direktur Eramet Indonesia, Jérôme Baudelet mengatakan, dalam lanskap industri mineral global yang terus berubah, surplus pasokan nikel terus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari persediaan LME (London Metal Exchange) yang meningkat dari 50.000 ton menjadi 120.000 ton sejak awal tahun 2024.

"Pergeseran surplus tersebut terjadi dari nikel kelas II (nickel-pig iron) menjadi kelas I (nickel metal)," ujar Jérôme dalam keterangan resmi, Jumat (20/9).


Terkait kesadaran penggunaan energi bersih, Jérôme melihat tren tersebut semakin hari terus meningkat kesadarannya. Meski saat ini, pasar masih belum sepenuhnya siap membayar lebih tinggi untuk produksi nikel rendah karbon.

Baca Juga: Harga Logam Industri Menguat, Begini Prospeknya Hingga Akhir Tahun 2024

"Kami melihat adanya tren positif. Minat terhadap praktik pertambangan yang berkelanjutan semakin meningkat, termasuk industri nikel,” kata Jérôme.

Lalu terkait lanskap geopolitik, termasuk perang Ukraina dan Rusia, Jérôme mengatakan kondisi tersebut memberikan dampak signifikan terhadap stabilitas pasokan nikel. Namun, Eramet tetap optimistis dengan prospek jangka panjang untuk permintaan nikel yang didorong oleh pertumbuhan pasar kendaraan listrik dan pertumbuhan stabil untuk pasar stainless steel.

Jérôme menambahkan sebagai pemasok utama nikel, Indonesia perlu menyesuaikan diri dengan regulasi internasional seperti Inflation Reduction Act (IRA) untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dari pasar Barat.

“Selain itu, mengembangkan produk nikel yang kompetitif dan menerapkan praktik-praktik ESG yang kuat akan menjadi kunci untuk menarik investasi asing dan mitra global,” ujar Jérôme.

Untuk diketahui, Eramet hadir di Indonesia lebih dari 17 tahun yang lalu, dengan investasi eksplorasi nikel di Halmahera Tengah, Maluku Utara, Indonesia.

Eramet bermitra dengan Tsingshan Group di Weda Bay Nickel (WBN), yang bergerak di bidang pertambangan nikel dan produksi feronikel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari