Erdogan Mengatakan Turki Siap Menjadi Penjamin dalam Penyelesaian Konflik Gaza



KONTAN.CO.ID - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada hari Kamis (9/11) menyatakan Turki siap bertindak sebagai penjamin dalam proses penyelesaian krisis dan konflik di Jalur Gaza.

Kantor kepresidenan Turki dalam sebuah pernyataan mengatakan, Erdogan meminta dunia Muslim untuk bersatu dan memberikan tekanan terhadap Israel.

Pernyataan tersebut disampaikan Erdogan pada pertemuan dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Ekonomi (ECO) di ibu kota Uzbekistan, Tashkent.


"Presiden Erdogan menegaskan bahwa Turki siap berkontribusi untuk menyelesaikan masalah ini, dengan mengambil tanggung jawab sebagai penjamin. Dunia Muslim perlu mengambil sikap bersatu dan meningkatkan tekanan terhadap Israel," bunyi pernyataan tersebut, dikutip TASS.

Baca Juga: AS Dukung Palestina untuk Memerintah Gaza Setelah Perang

Presiden Turki dan Iran membahas krisis kemanusiaan akibat operasi Israel di Jalur Gaza, sekaligus mencari langkah-langkah terbaik yang harus diambil untuk menyelesaikannya. Keduanya juga membicarakan masalah bilateral dan regional.

Pada kesempatan itu, Erdogan juga mengatakan bahwa berakhirnya aksi kekerasan yang dilakukan oleh Israel bisa menjadi awal dari perdamaian di kawasan Timur Tengah, bahkan dunia.

Maka dari itu, Erdogan berharap Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harus berjalan di jalan yang sama untuk menekan Israel.

"Diakhirinya kekerasan Israel akan memfasilitasi upaya untuk menjamin perdamaian di kawasan dan dunia secara umum. Menurutnya, OKI perlu melakukan upaya pada pertemuan luar biasa untuk mencari solusi yang adil," ungkap Erdogan yang dikutip pernyataan kantor kepresidenan Turki.

Baca Juga: Sekjen PBB: Korban Sipil Terlalu Tinggi, Ada yang Salah dengan Taktik Israel

Setelah ini OKI diperkirakan akan mengadakan pertemuan puncak di Jeddah, Arab Saudi, pada 12 November.

Israel juga dilaporkan telah bersedia memberikan jeda kemanusiaan singkat selama empat jam sehari. Jeda singkat itu diberikan agar warga sipil bisa melarikan diri dari medan perang.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan bahwa jeda kemanusiaan pertama akan diumumkan pada hari Kamis waktu setempat. Israel juga menyatakan komitmennya untuk memberikan pengumuman tiga jam sebelum jeda dimulai.

Selain adanya jeda singkat harian tersebut, AS memastikan bahwa Israel dan Hamas masih belum bersedia melakukan gencatan senjata.