Erdogan: Prancis menjadi negara di mana tindakan rasis diintensifkan



KONTAN.CO.ID - ANKARA. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, insiden rasis selama pertandingan sepak bola Liga Champions antara Paris St Germain dan Istanbul Basaksehir adalah ekspresi terbaru dari tren rasis di Prancis.

"Pendekatan ini tidak bisa dimaafkan. Sikap kami akan terus berlanjut. Prancis telah menjadi negara di mana retorika rasis, tindakan rasis diintensifkan," kata Erdogan dalam konferensi pers Rabu (9/12), seperti dikutip Reuters.

Pada Selasa (8/12), para pemain Istanbul Basaksehir keluar lapangan saat pertandingan Liga Champions melawan Paris St Germain berlangsung, setelah klub Turki itu menuduh wasit keempat asal Rumania melakukan rasisme.


Saat pertandingan baru berjalan beberapa menit di Stadion Parc des Princes, terjadi konfrontasi di pinggir lapangan antara wasit keempat Sebastian Coltescu dengan Asisten Manajer Istanbul Basaksehir Pierre Webo.

Baca Juga: Man United turun kasta, 12 tim tembus 16 besar Liga Champions, sisa 4 lagi

Hingga akhirnya, Coltecu melontarkan kalimat rasis kepada Webo. Istanbul Basasksehi dalam pernyataan di Twitter mengatakan, asisten manajer mereka mengalami pelecehan berupa kalimat rasis.

"Asisten pelatih kami, Pierre Webo, adalah korban rasisme, tetapi Webo malah dikeluarkan dari pertandingan," kicau Istanbul Basaksehir di akun Twitter. "Permainan dihentikan untuk sementara waktu".

Selanjutnya: Real Madrid vs Monchengladbach di Liga Champions: Laga hidup mati Los Galacticos

Editor: S.S. Kurniawan