Erdogan: Rusia Bukan Negara Biasa, Rusia Tidak Boleh Diabaikan



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyayangkan banyaknya negara yang menaruh sentimen negatif kepada Rusia. Menurutnya, Rusia adalah negara yang penting dan tidak boleh diabaikan keberadaannya.

Berbicara setelah menghadiri Majelis Umum PBB di New York hari Kamis (21/9), Erdogan mengatakan Rusia bukanlah negara yang bisa diabaikan. Hal ini berkaitan dengan kapasitasnya dalam hal produksi biji-bijian.

Erdogan berharap solusi dapat ditemukan untuk menghidupkan kembali inisiatif biji-bijian Laut Hitam, yang dihentikan oleh Rusia pada bulan Juli lalu.


Atas dasar itu, Erdogan merasa para pemimpin dunia seharusnya tidak melakukan pendekatan yang negatif terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Baca Juga: Para Pemimpin Negara Muslim Angkat Isu Pembakaran Al-Quran di Majelis Umum PBB

"Saya tidak menganggap pendekatan ini benar, karena Rusia bukanlah negara biasa. Rusia mempunyai kedudukan yang jelas. Dalam hal produksi biji-bijian, Rusia adalah salah satu dari sedikit negara di dunia saat ini. Sekarang, Anda tidak bisa mengabaikan negara seperti ini," kata Erdogan, dikutip Reuters.

Tidak seperti anggota NATO lainnya, Turki masih tetap berupaya menjaga hubungan baik dengan Rusia sejak mereka melakukan operasi militer khusus di Ukraina awal tahun lalu.

Di saat yang sama, Turki juga memberikan dukungan militer kepada Ukraina dan menyuarakan dukungan terhadap integritas wilayahnya, namun pada prinsipnya juga menentang sanksi terhadap Rusia.

Baca Juga: Sekjen NATO: Jika Ingin Perang Berakhir, Maka Kirim Dukungan Militer ke Ukraina

Sejauh ini Turki juga jadi salah satu negara yang paling aktif membujuk Rusia agar mau menghidupkan Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative). Turki juga jadi pihak penengah masalah ini di PBB.

Bulan Juli lalu Rusia menarik diri dari jaminan perlindungan ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina di masa perang. Akibatnya, ekspor biji-bijian yang menjadi sumber pangan utama banyak negara menjadi terhambat dan berujung pada krisis pangan.

Di tengah situasi ini, Erdogan mengatakan ia akan bekerja sama dengan Putin untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut. Erdogan yang mengaku dekat secara pribadi dengan Putin juga mengajak negara-negara Barat untuk mengambil bagian dalam upaya ini.