Erenesia memudahkan produsen panel surya mencari pasar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu kendala dalam mengembangkan bisnis panel surya adalah kesulitan pemasaran. Padahal dari sisi perusahaan penyedia perangkat, salah satu sumber energi baru terbarukan itu, tenaga pemasar jadi kunci akses pasar.

Adalah Jannata Giwangkara yang mencoba mempertemukan atara penjual alat dengan konsumen. Dengan memanfaatkan teknologi digital lewat aplikasi yang bernama Erenesia, kini masyarakat gampang untuk memasang panel surya.

Cara kerja Erenesia sangat sederhana. Pengguna cukup buka website Erenesia, lalu menyebutkan kebutuhan listrik tiap bulannya. Setelah itu akan dihitung berapa besar kebutuhan panel surya.


Erenesia akan memberikan penawaran ke konsumen. Bila pengguna sepakat, selanjutnya Erenesia akan menghubungkan konsumen ke pihak penyedia jasa panel surya. Aplikasi ini menerapkan sistem bidding dan memilih tiga perusahaan panel surya yang bisa menawarkan harga paling terjangkau. Apabila transaksi berhasil, Erenesia akan mengutip biaya komisi 5% dari nilai transaksi.

Jannata mengklaim meski baru beroperasi Februari 2018 sudah mendapat respon positif. Saat ini ia sudah menggandeng 18 perusahaan penyedia jasa pemasangan panel surya. Meski jumlah pengunjung baru puluhan per hari, ia optimistis start up ini bisa mencapai hasil positif.

Start up ini ingin memperluas jangkauan pasar dengan membidik kelas menengah atas di kota-kota besar. Terutama yang sudah punya kesadaran atas pemakaian listrik dan ingin hemat.

Menurutnya, setiap kota besar, rata-rata ada 1,6 juta rumah yang bisa jadi pasar panel surya. "Kalau tiap rumah, bisa kami pasang panel surya rata-rata sekitar 3 per kilowatt peak (kwp), kami bisa mengumpulkan pendapatan hingga Rp 5 miliar per tahun," harapnya.

Namun jualan panel surya tak semudah membalikkan telapak tangan. Selain belum semua masyarakat memahami, saat ini, masih ada aturan mewajibkan 35% dari sumber listrik yang dihasilkan panel surya untuk diserahkan ke PLN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon