KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menjelaskan pentingnya penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di sektor perkeretaapian yang tepat sasaran guna mendukung efisiensi transportasi massal di Indonesia. Dia menjelaskan, upaya peningkatan pengawasan penggunaan BBM bersubsidi di sektor kereta api itu penting dilakukan lantaran sejalan dengan dengan komitmen pemerintah dalam meningkatkan mobilitas masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. "Kereta api adalah moda transportasi massal yang efisien, hemat energi, ramah lingkungan, dan aman. Dukungan BBM subsidi sangat penting untuk pengembangan transportasi kereta api di Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (24/11).
Adapun, saat ini kuota BBM bersubsidi untuk KAI diatur dalam SK Kepala BPH Migas Nomor 53/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2024, yang menetapkan alokasi 196.653 kiloliter (KL). Baca Juga: Nataru Dongkrak Transaksi Uang Elektronik Kartu Perinciannya, kereta yang mendapat alokasi BBM Subsidi tersebut yakni Kereta Api Penumpang sebesar 172.849 kilo liter (KL), Kereta Api Barang Komoditas Klinker sebesar 1.050 KL, dan Kereta Api Barang Komoditas Parcel sebesar 2.529 KL. Kemudian, Kereta Api Barang Komoditas Peti Kemas sebesar 15.539 KL serta Kereta Api Barang Komoditas Semen sebesar 4.686 KL. Menanggapi hal itu, Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyoroti efisiensi kereta api dibandingkan moda transportasi lain. Dia menjelaskan, penggunaan BBM bersubsidi pada moda transportasi kereta diklaim jauh lebih efisien. Dia mencontohkan, kereta angkutan batu bara untuk 3.000 ton dengan jarak 409 km hanya membutuhkan 4.629 liter BBM, jauh lebih efisien dibandingkan truk yang membutuhkan 22.125 liter untuk kapasitas yang sama. "Penggunaan kereta api untuk angkutan barang tidak hanya hemat bahan bakar tetapi juga mengurangi karbon hingga 99% dibandingkan moda darat lainnya," jelasnya. Namun sayangnya, tambah Anne, saat ini angkutan barang berbasis rel baru mencakup 2% dari total angkutan barang darat di Indonesia.