Erick Thohir Usulkan Cadangan Investasi PMN Rp 12,8 Triliun untuk 6 Perusahaan BUMN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk cadangan investasi bagi sejumlah perusahaan BUMN dengan total Rp 12,8 triliun untuk anggaran tahun 2024.

“Dari diskusi kemarin dialokasikan di cadangan investasi yang menjadi keputusanya itu Rp 12,8 triliun. Tapi ini kembali kita diskusikan walaupun detailnya tergantung pada keputusan cadangan investasi,” tutur Menteri BUMN Erick Thohor saat melakukan rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Kamis (14/9). ).

Dia merinci, perusahaan BUMN yang direncanakan mendapatkan injeksi tersebut antara lain PT KAI (Persero) Rp 2 triliun untuk penguatan permodalan, Indonesia Re Rp 1 triliun untuk penguatan permodalan.


Baca Juga: Erick Thohir Optimistis Setoran Dividen BUMN Tahun Depan Mencapai Rp 85,8 Triliun

Kemudian  PT Pelni (Persero) Rp 3 triliun untuk pembelian kapal angkutan perintis, PT INKA (Persero) Rp 1 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi, PT PLN (Persero) Rp 5,86 triliun untuk elektifikasi desa, dan ID FOOD Rp 832 miliar untuk pembelian permodalan.

“Lalu ada koreksi untuk PLN Rp 5,86 triliun, yang dulunya Rp 10 triliun. Ini akan diguankan untuk elektifikasi desa,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima mengusulkan untuk memanggil keenam perusahaan BUMN tersebut untuk membahas lebih lanjut mengenai rencana pengajuan PMN tersebut.

“Usulan ini kita sepakati dalam rapat ini untuk pembahasan. Nanti kita telepon satu-satu, KAI, Indonesia Re, Pelni, INKA, PLN, ID FOOD akan kita panggil lagi,” ungkap Aria.

Selain itu, Kementerian BUMN juga akan membahas lebih lanjut trkait rencana PMN ini dengan Kementerian Keuangan.

Baca Juga: Komisi XI DPR Tidak Beri Restu PMN ke PT Bina Karya, Ini Alasannya

Untuk diketahui, sebelumnya Erick juga sudah mengajukan PMN tahun 2024 dengan total Rp 28,16 triliun untuk tiga perusahaan pelat merah.

Tiga perusahaan negara yang akan mendapat suntikan PMN diantaranya, PT Hutama Karya (Persero) Rp 18,6 triliun, IFG Rp 3,56 triliun dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) Rp 6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi