KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peristiwa erupsi gunung Agung terhadap industri pariwisata di Bali memang tak diperkirakan sebelumnya. Hal ini pun dianggap sebagai peristiwa alam yang tak disangka beberapa pihak, termasuk pebisnis hotel dan maskapai penerbangan. Haryo Sugih Arso, Direktur Tirta Ayu Hotel mengatakan dengan kejadian erupsi Gunung Agung, pihaknya menganggap bahwa ini adalah proses alam yang tidak dapat dihindari. Hingga saat ini pun, pihak dari manajemen Tirta Ayu Hotel belum mengungsi meski jaraknya 13 kilometer dari gunung Agung. Namun, semenjak meningkatnya tingkat erupsi gunung Agung dari fase freatik ke magmatik pada 25/11 lalu, Haryo menuturkan bahwa omzet yang diperoleh Tirta Ayu menurun drastis. "Tamu
cancel karena area hotel kena abu. Omzet juga tidak ada semenjak kemarin," kata Haryo kepada Kontan.co.id, Senin (27/11).
Hampir 90% omzet tidak diperoleh oleh pihak Tirta Ayu Hotel. Sebelumnya, Haryo bilang ada lima kamar yang terisi sebelum erupsi gunung Agung. "Uang tidak dikembalikan karena pas waktu tamunya ingin
check out," tuturnya. Hanya saja, semua tamu yang datang langsung cancel pesanan kamar. Dengan kejadian ini, dia pun akan menunggu proses erupsi gunung Agung sampai zona tidak berbahaya. Chairman Bali Hotel Association (BHA), Ricky Putra menjelaskan bahwa sebanyak 160 hotel yang termasuk member BHA mengikuti aturan yang ditetapkan. Yaitu, dengan peristiwa erupsi gunung Agung hari ini, para tamu diberikan
complementary atau keringanan berupa menginap gratis di hotel masing-masing tamu menginap ditambah
free dinner. "Namun ini tergantung dari paket hotel yang diambil tamu di tiap hotel," ujar Ricky. Ricky bilang bahwa kejadian ini memang sesuatu yang tak bisa dihindari karena kejadian ini faktor alam diluar kehendak manusia. "Sehingga para pebisnis hotel tidak bisa mengklaim bahwa ini merugikan bisnis. Justru kami melihat secara positif dan optimis bahwa suatu hari pariwisata Bali akan membaik dan bisnis hotel akan kembali berjaya," pungkasnya. Ricky pun tak menjelaskan efek kerugian yang diperoleh para pebisnis hotel di Bali. Sebelum diberitahukan status gunung Agung menjadi awas, Ricky mengatakan bahwa pihak Asosiasi Hotel Bali sudah melakukan pelayanan terbaik dengan memberikan informasi secara periodik mengenai kondisi gunung Agung. Hingga berita bandara akan ditutup, para tamu sudah tahu dan ditangani dengan baik. "Ke depannya, kami masih akan berpikir positif dan menunggu dari kejadian erupsi gunung Agung. Sembari memberi himbauan dan melayani tamu agar nyaman di Bali," imbuh Ricky lagi. Bandara Ngurah Rai ditutup Sementara itu, pihak maskapai penerbangan pun harus menelan kerugian dari beberapa penerbangan yang ditunda. Dengan adanya Notification to Airman/Notam (Informasi Operasional Penerbangan) No. A4242/17 yang dikeluarkan oleh Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI/AirNav Indonesia) terkait dengan sebaran abu vulkanik dari Gunung Agung, Bali, maka 88 penerbangan domestik dan internasional Garuda Indonesia untuk tujuan dari dan ke Bali dibatalkan (42 penerbangan yang akan tiba di Bali dan 46 penerbangan yang akan berangkat dari Bali). Dengan situasi
force majeure ini, maka seluruh penumpang Garuda Indonesia dengan tiket menuju dan dari Bali, akibat penutupan Bandara Ngurah Rai, diberikan opsi mengubah jadwal penerbangan (
reschedule), memperpanjang masa berlaku tiket sampai dengan 6 (enam) bulan sejak terjadinya
force majeure, mengubah rute perjalanan (
reroute), mengganti nama dan berlaku hanya 1 (satu) kali penggantian saja, atau untuk melakukan
full refund sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun, Humas Garuda Indonesia, Adhi, tidak menjelaskan secara rinci mengenai kerugian yang diperoleh dari penundaan penerbangan di bandara Ngurah Rai, Bali. Penerbangan Garuda Indonesia dari dan menuju Bali tersebut akan dilayani kembali setelah sebaran abu vulkanik dari Gunung Agung mereda dan kembali dalam situasi normal. Sementara itu, sampai saat ini penerbangan Garuda Indonesia untuk tujuan dari dan ke Lombok pun masih dibatalkan, mengingat sebaran abu vulkanik dari Gunung Agung masih mengganggu lintasan penerbangan untuk tujuan penerbangan ke Lombok tersebut. Menurut informasi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dinyatakan ditutup sampai pukul 07.15 WITA besok pagi, Selasa (28/11). Sama halnya dengan Maskapai berbiaya hemat (LCC) Citilink Indonesia yang membatalkan penerbangan dari dan menuju Denpasar, Bali.
"Terdapat 30 penerbangan dari dan menuju Denpasar Bali dibatalkan karena dampak erupsi Gunung Agung diantaranya dari Jakarta (Soekarno Hatta dan Halim Perdanakusuma), Bandung, Surabaya, Balikpapan dan Dili," kata Benny, Vice President Corporate Communications Citilink Indonesia Benny S. Butarbutar. Benny menambahkan, pembatalan sejumlah penerbangan ini akan memberikan dampak pada penerbangan lainnya karena rotasi pesawat. Tetapi, Manajemen Citilink Indonesia akan terus menerus memantau perkembangan terkini dari laporan dampak erupsi Gunung Agung dari lapangan yang mempengaruhi penerbangan setiap enam jam. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia