Erupsi Raung rugikan petani tembakau



Jember. Belasan petani tembakau yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Petani Tembakau Jember membakar daun tembakau sebagai bentuk kekecewaan di Halaman Gedung DPRD Jember, Selasa (8/9/2015).

Petani kecewa karena tembakau hasil panen 2015 tidak dibeli oleh pabrikan.

Salah satu penyebabnya adalah daun tembakau terpapar abu vulkanik Gunung Raung.


Kekecewaan petani bertambah karena saat tiba di Gedung DPRD tidak ada seorangpun anggota dewan yang menemui demonstran.

"Kami ke sini untuk mengadukan nasib kami karena masa panen tembakau sudah tiba, namun sejumah pabrikan tidak mau membeli tembakau, alasannya terkena abu vulkanik Gunung Raung. Namun ternyata anggota dewan yang hendak kami temui tidak ada di tempat," ujar Koordinator Aliansi, Hendro Handoko, Selasa (8/9/2015).

Menurutnya, petani tembakau semakin terpuruk karena harga jual tembakau tahun lalu menurun dan tahun ini tembakau tidak bisa dijual ke pabrikan.

Hal itu membuat petani merugi dalam masa tanam tembakau tahun ini. Pemkab harus segera turun tangan untuk memfasilitasi dan mencarikan solusi bagi petani.

"Kami berharap kepada wakil rakyat itu, namun gedung dewan malah sepi. Tentu saja kami kecewa," tegasnya.

Para petani akhirnya ditemui Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, M Hafidi di ruang kerjanya.

"Kami akan teruskan aspirasi dari kawan-kawan petani ke pimpinan. Sebenarnya mereka sudah berkirim surat untuk minta waktu tetapi belum ada tindaklanjut, kawan-kawan sudah kesini," ujarnya.

Ia menambahkan, persoalan tembakau sebenarnya sudah dibahas Komisi B dengan menghadirkan eksportir, dinas terkait dan perwakilan asosiasi petani tembakau, Senin (7/9/2015).

Dalam pertemuan terbuka untuk wartawan itu, dibahas panjang lebar tentang persoalan tembakau Jember Tahun 2015.

Sejumlah pabrikan tidak membeli tembakau petani terutama untuk jenis Naa Oogst sebab pasar Eropa sedang lesu sehingga tidak membeli tembakau dari Jember, ditambah lagi isu terpaparnya daun tembakau oleh abu vulkanik Gunung Raung.

Hal itu membuat pembeli luar negeri terutama Eropa semakin enggan membeli.

Dalam pertemuan itu, Komisi B berharap eksportir tetap membeli tembakau petani Jember meskipun tidak harus sesuai dengan kelas daun. (Sri Wahyunik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto