ESDM: Ada indikasi kebocoran ekspor



JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menyelesaikan audit terhadap 22 perusahaan dari target 33 perusahaan smelter timah di Bangka Belitung. 

Adapun 22 perusahaan tersebut saat ini masih beroperasi, sedangkan 11 perusahaan yang belum diaudit statusnya sudah tak beroperasi. 

Inspektur Jenderal Kementerian ESDM Mochtar Husein bilang, data hasil audit 22 perusahaan smelter sudah terkumpul, tim audit sudah menemukan adanya indikasi dugaan kebocoran ekspor timah. Hanya saja Mochtar belum mau memerinci hasil temuan, lantaran harus menyelesaikan audit terhadap 11 perusahaan lainnya.


Rencananya, Kementerian ESDM pada, Kamis (7/4) ini akan kembali melakukan audit untuk 11 perusahaan smelter yang saat ini sudah tidak lagi beroperasi. 

Audit untuk untuk mencocokkan data ekspor yang mereka lakukan. "Kami sudah memiliki ada data ekspornya yang dicocokkan dengan data dari Kementerian Perdagangan. Ada beberapa perusahaan yang dicurigai," terangnya kepada KONTAN, Rabu (6/4). 

Meskipun sudah memiliki gambaran hasil pemeriksaan terhadap perusahaan smelter timah, Mochtar masih enggan menjelaskan apa sanksi yang akan diberikan pemerintah apabila kepada perusahaan yang terbukti melanggar, yakni mengekspor timah melebihi dari kemampuan produksi smelter yang dioperasikan. 

Mochtar berkilah, kewenangan untuk memberikan sanksi terhadap penyelewengan pada kegiatan ekspor ada di pemerintah daerah, yakni Gubernur. "Yang jelas akan diberikan sanksi tegas, nanti Pemda yang melakukan penertiban," tandasnya. 

Ketua Umum Asosiasi Smelter Timah Indonesia (AETI), Jabin Sufianto menyebut dengan adanya audit seperti ini, yang dirugikan adalah perusahaan timah di luar negeri seperti Malaysia dan Thailand. 

Lantaran mereka bakal kesulitan mendapatkan pasokan timah ilegal dari Indonesia. "Saya memiliki data Malaysian Smelting Corporation produksinya turun 13,5%. Dan perusahaan timah di Thailand juga turun 38,5%. Ini membuktikan bahwa kebocoran ekspor Indonesia untuk non ingot atau luar bursa, memotong produksi mereka," ungkapnya kepada KONTAN, Rabu (6/4).

Jika kebocoran timah di Bangka tidak terjadi, bisa dipastikan kegiatan ekspor harga bisa naik. Sebab harga timah ditentukan dari volume suplai timah di pasar global.

Sementara Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo), Ladjiman Damanik menilai hasil audit ini tidak akan memberikan pengaruh langsung terhadap harga timah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan