JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said menyambut baik penandatanganan kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) terkait program pembangkit listrik. Melalui kesepakatan tersebut, terbuka kesempatan bagi AS untuk ikut serta dalam program listrik 35.000 Megawatt (MW). Sudirman menyebut program listrik 35.000 MW bukanlah target, melainkan sudah menjadi kebutuhan. Untuk mencapainya maka dibutuhkan solusi, salah satunya melakukan kesepakatan dengan Amerika. "Event ini jadi kesempatan untuk kerjasama agar kebutuhan tersebut bisa dicapai," kata Sudirman, Rabu (2/9). Apalagi program 35.000 MW tidak hanya membangun pembangkit, tetapi juga infrastruktur untuk meningkatkan ekonomi. "Ini tugas yang tidak ringan, sehingga membutuhkan dukungan dari semua pihak yang memang punya kemampuan dan minat. Amerika salah satunya yang punya kemampuan di bidang kelistrikan dan sudah teruji," ujar Sudirman. Dalam kesepakatan tersebut, pemerintah Indonesia dan Amerika membuka peluang kerjasama antar pemerintah sampai antar perusahaan swasta di berbagai bidang untuk menyukseskan program ambisius dari pemerintahan Jokowi tersebut. Dari seluruh peluang kerjasama tersebut, Sudirman berharap ada porsi yang lebih besar dari energi baru terbarukan. Termasuk kerjasama membangun pusat pengembangan energi terbarukan. "Kami sudah berkunjung ke us renewable energy laboratory dan akan mendukung untuk suatu kerjasama yang lebih konkret untuk memberi asistensi kepada kita untuk membangun fasilitas semacam itu," ujarnya. Selebihnya, kerjasama antar Indonesia dan Amerika akan terjalin melalui hubungan business to business antara pelaku usaha asal Amerika dengan PLN. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ESDM ajak AS sukseskan program 35.000 MW
JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said menyambut baik penandatanganan kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) terkait program pembangkit listrik. Melalui kesepakatan tersebut, terbuka kesempatan bagi AS untuk ikut serta dalam program listrik 35.000 Megawatt (MW). Sudirman menyebut program listrik 35.000 MW bukanlah target, melainkan sudah menjadi kebutuhan. Untuk mencapainya maka dibutuhkan solusi, salah satunya melakukan kesepakatan dengan Amerika. "Event ini jadi kesempatan untuk kerjasama agar kebutuhan tersebut bisa dicapai," kata Sudirman, Rabu (2/9). Apalagi program 35.000 MW tidak hanya membangun pembangkit, tetapi juga infrastruktur untuk meningkatkan ekonomi. "Ini tugas yang tidak ringan, sehingga membutuhkan dukungan dari semua pihak yang memang punya kemampuan dan minat. Amerika salah satunya yang punya kemampuan di bidang kelistrikan dan sudah teruji," ujar Sudirman. Dalam kesepakatan tersebut, pemerintah Indonesia dan Amerika membuka peluang kerjasama antar pemerintah sampai antar perusahaan swasta di berbagai bidang untuk menyukseskan program ambisius dari pemerintahan Jokowi tersebut. Dari seluruh peluang kerjasama tersebut, Sudirman berharap ada porsi yang lebih besar dari energi baru terbarukan. Termasuk kerjasama membangun pusat pengembangan energi terbarukan. "Kami sudah berkunjung ke us renewable energy laboratory dan akan mendukung untuk suatu kerjasama yang lebih konkret untuk memberi asistensi kepada kita untuk membangun fasilitas semacam itu," ujarnya. Selebihnya, kerjasama antar Indonesia dan Amerika akan terjalin melalui hubungan business to business antara pelaku usaha asal Amerika dengan PLN. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News