ESDM: Boleh bangun smelter bersama



JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mematangkan rencana mengundurkan kewajiban proyek smelter dari 2017 menjadi 2019. Apalagi, membangun smelter sendiri sulit.

Makanya, ada opsi, kewajiban membangun smelter bisa dilakukan kerjsama dengan perusahaan lain. Untuk tahap awal, Kementerian ESDM memanggil PT Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara, PT Gorontalo Mineral, dan PT Kalimantan Surya Kencana, Jumat (20/2).

Keempat perusahaan tersebut akan diminta berembuk untuk menentukan lokasi pembangunan smelter yang akan mereka bangun. "Kami minta keempat perusahaan memutuskan volume pasokan konsentrat dan lokasinya. Volume tersebut di luar yang existing PT Smelting di Gresik dan smelter yang akan dibangun di Papua," kata Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Jumat (20/2).


Dari catatan Kementerian ESDM, keempat produsen tembaga itu akan menghasilkan 4 juta konsentrat. Rinciannya, Freeport memproduksi 3,2 juta ton konsentrat per tahun, Gorontalo sebesar 50.000 ton, Kalimantan Surya sebesar 83.000 ton, dan Newmont sebesar 700.000 ton.

Target produksi konsentrat sebesar itu akan dibagi, baik perusahaan yang sudah ada dan akan jadi. Misal, saat ini, kapasitas PT Smeting mencapai 1,2 juta ton konsentrat per tahun dan rencana pembangunan smelter di Papua mencapai 900.000 ton per tahun.

Total ada 2,1 juta ton konsentrat akan dihasilkan. Adapun sisanya: 1,9 juta ton akan dibuat kerjasama atas pembangunan smelter bersama antar perusahaan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto