JAKARTA. Investor asal Timur Tengah siap membangun kilang pengolahan minyak menjadi BBM berkapasitas 150.000 barel per hari di pulau Jawa. "Kami akan tanda tangan pembangunan kilang dengan investor Timur Tengah itu saat peringatan Konferensi Asia Afrika nanti," kata Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja di Jakarta, Jumat (20/2). Menurut dia, lahan kilang sudah tersedia yakni di Pulau Jawa, sehingga tidak perlu pembebasan lagi. Sayangnya, ia belum mau mengungkap nama investor maupun kepastian lokasinya. Yang jelas kata dia, investor kilang tersebut akan bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) selaku pembeli wajib (off taker). Selain itu, investor juga siap memasok minyak mentah ke kilang selama 20-30 tahun. Wiratmadja menambahkan, pemerintah sebenarnya menginginkan peletakan batu pertama (groundbreaking) kilang tersebut pada 2015. "Tapi, sepertinya baru bisa terlaksana 12 bulan dari sekarang atau pada awal 2016," katanya. Pemerintah berharap kilang bisa beroperasi pada akhir 2018. Wiratmadja juga mengatakan, pembangunan kilang itu hanya menghasilkan produk BBM khususnya bensin dengan angka oktan di atas 92 dan tidak sampai menghasilkan petrokimia. "Meski tidak sampai petrokimia, namun sudah ekonomis," katanya. Sesuai studi kelayakan, menurut dia, kilang akan bernilai ekonomis kalau Pertamina menjadi "off taker" produk kilang minimal sebesar 50%. Kapasitas kilang, tambahnya, maksimal 150.000 barel per hari karena keterbatasan lahan yang ada. Di sisi lain, Wiratmadja juga mengatakan, progres pembangunan kilang dengan skema kemitraan pemerintah dan swasta (KPS) juga masih jalan. "Jalan paralel. Dalam waktu dekat, kilang KPS akan dilelang," ujarnya. Kilang KPS berkapasitas 300.000 barel per hari direncanakan dibangun di Bontang, Kaltim. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ESDM: Investor Timteng siap bangun kilang di Jawa
JAKARTA. Investor asal Timur Tengah siap membangun kilang pengolahan minyak menjadi BBM berkapasitas 150.000 barel per hari di pulau Jawa. "Kami akan tanda tangan pembangunan kilang dengan investor Timur Tengah itu saat peringatan Konferensi Asia Afrika nanti," kata Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja di Jakarta, Jumat (20/2). Menurut dia, lahan kilang sudah tersedia yakni di Pulau Jawa, sehingga tidak perlu pembebasan lagi. Sayangnya, ia belum mau mengungkap nama investor maupun kepastian lokasinya. Yang jelas kata dia, investor kilang tersebut akan bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) selaku pembeli wajib (off taker). Selain itu, investor juga siap memasok minyak mentah ke kilang selama 20-30 tahun. Wiratmadja menambahkan, pemerintah sebenarnya menginginkan peletakan batu pertama (groundbreaking) kilang tersebut pada 2015. "Tapi, sepertinya baru bisa terlaksana 12 bulan dari sekarang atau pada awal 2016," katanya. Pemerintah berharap kilang bisa beroperasi pada akhir 2018. Wiratmadja juga mengatakan, pembangunan kilang itu hanya menghasilkan produk BBM khususnya bensin dengan angka oktan di atas 92 dan tidak sampai menghasilkan petrokimia. "Meski tidak sampai petrokimia, namun sudah ekonomis," katanya. Sesuai studi kelayakan, menurut dia, kilang akan bernilai ekonomis kalau Pertamina menjadi "off taker" produk kilang minimal sebesar 50%. Kapasitas kilang, tambahnya, maksimal 150.000 barel per hari karena keterbatasan lahan yang ada. Di sisi lain, Wiratmadja juga mengatakan, progres pembangunan kilang dengan skema kemitraan pemerintah dan swasta (KPS) juga masih jalan. "Jalan paralel. Dalam waktu dekat, kilang KPS akan dilelang," ujarnya. Kilang KPS berkapasitas 300.000 barel per hari direncanakan dibangun di Bontang, Kaltim. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News