JAKARTA. Pemerintah berusaha membatasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebanyak 40 juta juta kiloliter tahun ini. Hal ini dilakukan agar jumlah subsidi tidak membengkak atau habis sebelum waktunya. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo menyatakan, pembatasan dilakukan karena pemerintah tidak bisa menaikkan harga BBM bersubsidi. “Kami harus berhemat, kalau tidak kuota subsidi habis bulan Oktober,” kata Widjajono usai membuka di Jakarta, Selasa (17/4). Dalam Prediksi, konsumsi BBM subsidi bisa membengkak hingga 47 juta kiloliter. Sementara, kuota BBM bersubsidi hanya tersedia sebanyak 40 juta kilo liter. Artinya, pemerintah mesti berhemat agar konsumsi BBM tak lebih dari 40 juta kilo liter.
ESDM: Jangan sampai BBM subsidi membengkak
JAKARTA. Pemerintah berusaha membatasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebanyak 40 juta juta kiloliter tahun ini. Hal ini dilakukan agar jumlah subsidi tidak membengkak atau habis sebelum waktunya. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo menyatakan, pembatasan dilakukan karena pemerintah tidak bisa menaikkan harga BBM bersubsidi. “Kami harus berhemat, kalau tidak kuota subsidi habis bulan Oktober,” kata Widjajono usai membuka di Jakarta, Selasa (17/4). Dalam Prediksi, konsumsi BBM subsidi bisa membengkak hingga 47 juta kiloliter. Sementara, kuota BBM bersubsidi hanya tersedia sebanyak 40 juta kilo liter. Artinya, pemerintah mesti berhemat agar konsumsi BBM tak lebih dari 40 juta kilo liter.