JAKARTA. Dalam peringatan Hari Nusantara ke-15 di Banda Aceh pada Minggu (13/12), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengambil peran pendukung utama sektor terkait lainnya di bidang kemaritiman nasional yang diwujudkan dalam pengembangan infrastruktur energi bersih. Menteri ESDM sekaligus selaku Ketua Pelaksana Peringatan Hari Nusantara ke – 15 Tahun 2015, Sudirman Said mengatakan peran tersebut terwujud dengan nyata melalui pelaksanaan pengembangan tiga Kluster Ekonomi Maritim di wilayah barat, tengah dan timur Indonesia yang didukung oleh infrastruktur energi bersih. Sebut saja seperti tenaga surya, tenaga bayu, energi laut dan bahan bakar nabati. Ketiga kluster ini dikembangkan pada 7 lokasi, yaitu Aceh Jaya, Kuala Tanjung Barat, Pulau Enggano, Minahasa Utara, Lombok Tengah, Kupang dan Morotai. Dengan pengelolaan potensi yang ada tersebut akan dapat mendukung pencapaian bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. “Saat ini, energi baru terbarukan harus dijadikan sebagai energi utama”, tegas Sudirman. Model pengembangan ini diharapkan dapat diterapkan untuk pembangunan pulau-pulau kecil, pulau-pulau terdepan dan wilayah-wilayah pesisir. Selain itu, model ini juga akan mensinergikan para investor bidang energi dan industri maritim, pemerintah pusat dan daerah, serta akademisi. Di sisi lain, untuk menambah pasokan listrik bersih, Kementerian ESDM juga akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 1 MW di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo. “Harapannya, kawasan ini dapat berkembang lebih maju, sehingga mampu mendukung ekonomi nelayan di kota Banda Aceh”, lanjut Sudirman. Sudirman bilang pengembangan energi bersih ini sejalan dengan posisi Indonesia sebagai salah satu pemprakarsa Misi Inovasi Energi Bersih Dunia yang dideklarasikan pada Pertemuan Para Pihak ke – 21 Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim di Paris, Perancis pada bulan November sampai dengan awal Desember ini. Indonesia juga sedang mengembangkan sebuah pusat unggulan energi bersih untuk mendukung implementasi dari program-program energi bersih. Pusat unggulan yang direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2016 ini akan berkontribusi pada pengembangan energi bersih di tingkat regional maupun global. “Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan pertemuan pertama Misi Inovasi Pengembangan Energi Bersih yang akan dilaksanakan di Bali pada tanggal 11-12 Februari 2016”, ujarnya. Sejak diluncurkan pada bulan Juni 2015 lalu di Cirebon, serangkaian kegiatan utama Peringatan Hari Nusantara ke – 15 ini telah dilakukan, seperti bantuan Lampu Petromat berbahan bakar air laut dan Lampu Surya kepada para nelayan di Kota Cirebon dan Aceh dengan total 1.250 Lampu Petromat dan 2.000 Lampu Surya, serta 125.000 sambungan listrik gratis kepada Rumah Tangga Sederhana (RTS) di seluruh Indonesia dan sebanyak 7.077 sambungan bagi RTS di Aceh.
ESDM kembangkan infrastruktur energi bersih
JAKARTA. Dalam peringatan Hari Nusantara ke-15 di Banda Aceh pada Minggu (13/12), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengambil peran pendukung utama sektor terkait lainnya di bidang kemaritiman nasional yang diwujudkan dalam pengembangan infrastruktur energi bersih. Menteri ESDM sekaligus selaku Ketua Pelaksana Peringatan Hari Nusantara ke – 15 Tahun 2015, Sudirman Said mengatakan peran tersebut terwujud dengan nyata melalui pelaksanaan pengembangan tiga Kluster Ekonomi Maritim di wilayah barat, tengah dan timur Indonesia yang didukung oleh infrastruktur energi bersih. Sebut saja seperti tenaga surya, tenaga bayu, energi laut dan bahan bakar nabati. Ketiga kluster ini dikembangkan pada 7 lokasi, yaitu Aceh Jaya, Kuala Tanjung Barat, Pulau Enggano, Minahasa Utara, Lombok Tengah, Kupang dan Morotai. Dengan pengelolaan potensi yang ada tersebut akan dapat mendukung pencapaian bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. “Saat ini, energi baru terbarukan harus dijadikan sebagai energi utama”, tegas Sudirman. Model pengembangan ini diharapkan dapat diterapkan untuk pembangunan pulau-pulau kecil, pulau-pulau terdepan dan wilayah-wilayah pesisir. Selain itu, model ini juga akan mensinergikan para investor bidang energi dan industri maritim, pemerintah pusat dan daerah, serta akademisi. Di sisi lain, untuk menambah pasokan listrik bersih, Kementerian ESDM juga akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 1 MW di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo. “Harapannya, kawasan ini dapat berkembang lebih maju, sehingga mampu mendukung ekonomi nelayan di kota Banda Aceh”, lanjut Sudirman. Sudirman bilang pengembangan energi bersih ini sejalan dengan posisi Indonesia sebagai salah satu pemprakarsa Misi Inovasi Energi Bersih Dunia yang dideklarasikan pada Pertemuan Para Pihak ke – 21 Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim di Paris, Perancis pada bulan November sampai dengan awal Desember ini. Indonesia juga sedang mengembangkan sebuah pusat unggulan energi bersih untuk mendukung implementasi dari program-program energi bersih. Pusat unggulan yang direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2016 ini akan berkontribusi pada pengembangan energi bersih di tingkat regional maupun global. “Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan pertemuan pertama Misi Inovasi Pengembangan Energi Bersih yang akan dilaksanakan di Bali pada tanggal 11-12 Februari 2016”, ujarnya. Sejak diluncurkan pada bulan Juni 2015 lalu di Cirebon, serangkaian kegiatan utama Peringatan Hari Nusantara ke – 15 ini telah dilakukan, seperti bantuan Lampu Petromat berbahan bakar air laut dan Lampu Surya kepada para nelayan di Kota Cirebon dan Aceh dengan total 1.250 Lampu Petromat dan 2.000 Lampu Surya, serta 125.000 sambungan listrik gratis kepada Rumah Tangga Sederhana (RTS) di seluruh Indonesia dan sebanyak 7.077 sambungan bagi RTS di Aceh.