KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang Tekmira) Kementerian ESDM mengklaim berhasil membuktikan teknologi pemurnian residu Bauksit dapat mengurangi dampak buruk lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Uji coba pemurnian diharapkan akan menghasilkan produk bernilai, yakni besi dan Titanium pada industri alumina dari bijih bauksit dengan proses Bayer serta peluang pengembangan industri logam tanah jarang. Koordinator Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan (KP3) Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral, Puslitbang Tekmira, Nuryadi Saleh memaparkan mineral tersebut menjadi bahan baku industri besi baja, logam ringan pada industri pesawat dan mobil listrik, industri baterai, pembuatan mineral wool/rockwool, serta bahan baku pembuatan supporting katalis padat.
ESDM klaim residu bauksit bisa bernilai ekonomis tinggi untuk besi dan titanium
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang Tekmira) Kementerian ESDM mengklaim berhasil membuktikan teknologi pemurnian residu Bauksit dapat mengurangi dampak buruk lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Uji coba pemurnian diharapkan akan menghasilkan produk bernilai, yakni besi dan Titanium pada industri alumina dari bijih bauksit dengan proses Bayer serta peluang pengembangan industri logam tanah jarang. Koordinator Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan (KP3) Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral, Puslitbang Tekmira, Nuryadi Saleh memaparkan mineral tersebut menjadi bahan baku industri besi baja, logam ringan pada industri pesawat dan mobil listrik, industri baterai, pembuatan mineral wool/rockwool, serta bahan baku pembuatan supporting katalis padat.