ESDM: Nilai investasi energi sepanjang 2018 capai US$ 32 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan nilai investasi di sektor energi sepanjang tahun 2018 sebesar US$ 32 miliar.

Meskipun jumlah tersebut masih lebih tinggi dibanding tahun 2017 yang berada di angka US$ 27,5 miliar, namun realisasi investasi itu masih di bawah target yang dipatok sebesar US$ 37,2 miliar.

"Semua (subsektor) naik investasinya," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di Kantor Kementerian ESDM pada Rabu (2/1) malam.


Rinciannya, realisasi investasi tersebut terdiri dari investasi subsektor minyak dan gas (migas) sebesar US$ 12,3 miliar, kelistrikan sebesar US$ 11,3 miliar, mineral dan batubara (minerba) sebesar US$ 6,8 miliar, dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sebesar US$ 1,6 miliar.

Sedangkan pada tahun 2017, realisasi investasinya US$ 11 miliar di subsektor migas, US$ 9,1 miliar untuk kelistrikan, US$ 6,1 di minerba dan US$ 1,3 untuk EBTKE.

Arcandra belum mau mengungkapkan alasan mengapa realisasi investasi masih di bawah target. Namun, untuk kenaikan dari tahun sebelumnya, menurut Arcandra, itu karena faktor harga komoditas serta adanya perbaikan sistem di sektor energi.

Itu pula yang menyebabkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM melebihi target. Sepanjang tahun 2018, sektor energi ini menyumbang PNBP sebesar Rp. 201,4 triliun atau 167% dari target yang dipatok dalam APBN 2018 sebesar Rp. 120,5 triliun.

Penyumbang terbesar berasal dari subsektor migas sebesar Rp. 137,1 triliun, minerba sebesar Rp 48,8 triliun, sektor EBTKE sebesar Rp 1,6 triliun, dan sektor lainnya sebesar RP 13,9 triliun.

Arcandra mengatakan, jumlah PNBP dari sektor ESDM itu setara dengan 73% dari PNBP nasional pada tahun 2018 yang sebesar Rp. 275 triliun.

"Kontribusi capaian ESDM 73% PNBP nasional. jadi sistem yang kita perbaiki, seperti MOMS (Mineral Online Monitoring Sistem) di minerba, harga komoditas juga pengaruh," kata Arcandra.

Arcandra mengatakan, kenaikan investasi juga bisa berlangsung secara bertahap, seperti di subsektor minerba yang investasinya tidak lepas dari pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter). "Yang jelas kan naik (investasinya), tapi smelter kan pembangunannya piece by piece," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto