ESDM: Pembahasan Blok East Natuna ada kemajuan



JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim bahwa pembahasan soal pengembangan Blok East Natuna mengalami kemajuan yang cukup berarti. Pemerintah berharap PT Pertamina bersama mitra kerjanya, yaitu Esso Natuna Ltd, Total E&P, serta PT TEP Thailand bisa bekerja cepat.

Menurut Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro, pemerintah dan konsorsium yang dipimpin PT Pertamina, masih melakukan pembahasan mengenai insentif fiskal yang akan diberikan untuk blok tersebut. Namun, perincian insentif itu belum dapat disampaikan pada saat ini. Demikian pula soal bagi hasil antara pemerintah dan kontraktor.

"Kami berharap (KKS) diteken tahun ini. Ini (pembahasan) sudah maju dari yang kemarin-kemarin," ungkap dia dalam rilis, pekan lalu.


Edy bilang, pemerintah berharap pengembangan Blok East Natuna dapat segera dilakukan, untuk menggantikan blok migas lainnya yang produksi gasnya diperkirakan akan turun mulai tahun 2018.

Meski sudah ada Blok Masela yang produksinya diperkirakan mulai tahun 2018, namun Blok Natuna sangat penting menambah cadangan gas di Indonesia.

"Secara teknis, pengembangan Blok Natuna akan memakan waktu sekitar 10 tahun. Jika kontrak pengembangan proyek itu ditandatangani tahun 2014, maka proyek itu baru akan berproduksi tahun 2024 mendatang," kata dia.

Blok Natuna memiliki cadangan potensial sebesar 57 triliun kaki kubik (tcf).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan