ESDM siap lelang 9 wilayah panas bumi



JAKARTA. Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah merencanakan pelelangan beberapa wilayah kerja yang berpotensi memiliki energi dari Panas Bumi. Ada sembilan WK yang siap akan dilelang nantinya.

Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Trisnaldi mengatakan, ada sembilan wilayah yang siap untuk dileleang. Namun, pelalangan tersebut baru akan dimulai jika revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Panas Bumi sudah disahkan menjadi Undang-Undang (UU). "Bila revisi UU Panas Bumi bisa cepat selesai, tahun ini akan mulai lelang. Rencana tanggal 4 Juni ini bisa disahkan revisi UU Panas Bumi," terangnya usai workshop media, dengan tema "Potensi Bisnis Panas Bumi Kedepan", Senin (19/5).

Kata Trisnaldi, sembilan daerah yang akan dilelang di antaranya di Sumatra Utara, Kamojang, Derajat, Poyong Hindu, dan Lendong di Jawa Barat, serta Hulu Bulu di Lampung yang sudah berproduksi serta Gunung Lawu yang berada di antara Jawa Timur dan Jawa Tengah.


Namun, Trisnaldi belum mau membeberkan berapa nilai proyek di daerah-daerah itu. Ia hanya menyebut, mayoritas dari investor tersebut tertarik dengan proyek panasbumi yang berada di Gunung Lawu. "Sudah banyak yang menyatakan niat kesiapan untuk mengelola baik lokal maupun luar negeri," ujarnya.

Agar mengukur keseriusan para investor energi panas bumi, Trisnaldi menyatakan, pemenang lelang nantinya harus menyetorkan uang jaminan senilai US$ 10 juta. "Jadi, kalau mereka nanti tidak serius, bakalan rugi sendiri, dan uangnya akan disetor ke negara," tandasnya.

Trisnaldi menambahkan, harga pelelangan ini bersifat final alias tidak bisa dinegosiasikan. Sementara, untuk kontrak, jangka waktunya hingga 35 tahun, dengan rincian lima tahun eksplorasi dan 30 tahun untuk eksploitasi.

Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia Abadi Purnomo mengeluh, sejauh ini, energi fosil masih menjadi bahan bakar pembangkit, sementara energi dari panas bumi belum dimaksimalkan. "Sehingga, ketahanan energi juga rendah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan