KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) berjalan sesuai rencana kerja. Tidak ada kendala apa pun termasuk bersinggungan dengan rencana tata ruang lahan pertanian. AMNT sebelumnya bernama PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) yang berlokasi di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Direktur Pembinaan Mineral Kementerian ESDM, Bambang Susigit mengatakan, belum menerima laporan apa pun terkait kendala pembangunan smelter AMNT. Begitu pula mengenai adanya permasalahan pada tata ruang. "Amman sudah perataan lahan 2 bulan yang lalu," katanya kepada KONTAN, Jumat (17/11). Juru bicara AMNT, Rubi Purnomo juga mengatakan bahwa pembangunan smelter tidak ada permasalahan lahan. Dia menyebut pembangunan smelter sesuai dengan rencana kerja. "Segala hal yang berhubungan dengan rencana pembangunan smelter AMNT saat ini sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja serta peraturan yang ditentukan," ujarnya. Sebelumnya, Asisten Deputi Industri Ekstraktif Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ahmad Bastian Halim mengungkapkan adanya kendala dalam pembangunan smelter AMNT. "Amman membangun smelter. Tapi ternyata berhadapan tata ruang karena masuk kawasan pertanian," kata Ahmad dalam sebuah seminar, di Dharmawangsa, Kamis (16/11) Asal tahu saja, AMNT mulai pembangunan smelter (groundbreaking) yang berlokasi di Sumbawa pada akhir April lalu. AMNT rencananya membangun smelter dengan kapasitas input sebesar 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan dapat ditingkatkan hingga 1,6 juta atau 2 juta ton per tahun. Kapasitas tersebut dapat memproses konsentrat baik dari tambang Batu Hijau, maupun suplai potensial dari tambang Elang (saat ini dalam tahap eksplorasi) dan sumber pemasok konsentrat lainnya.
ESDM: Smelter Amman Mineral masih sesuai rencana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) berjalan sesuai rencana kerja. Tidak ada kendala apa pun termasuk bersinggungan dengan rencana tata ruang lahan pertanian. AMNT sebelumnya bernama PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) yang berlokasi di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Direktur Pembinaan Mineral Kementerian ESDM, Bambang Susigit mengatakan, belum menerima laporan apa pun terkait kendala pembangunan smelter AMNT. Begitu pula mengenai adanya permasalahan pada tata ruang. "Amman sudah perataan lahan 2 bulan yang lalu," katanya kepada KONTAN, Jumat (17/11). Juru bicara AMNT, Rubi Purnomo juga mengatakan bahwa pembangunan smelter tidak ada permasalahan lahan. Dia menyebut pembangunan smelter sesuai dengan rencana kerja. "Segala hal yang berhubungan dengan rencana pembangunan smelter AMNT saat ini sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja serta peraturan yang ditentukan," ujarnya. Sebelumnya, Asisten Deputi Industri Ekstraktif Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ahmad Bastian Halim mengungkapkan adanya kendala dalam pembangunan smelter AMNT. "Amman membangun smelter. Tapi ternyata berhadapan tata ruang karena masuk kawasan pertanian," kata Ahmad dalam sebuah seminar, di Dharmawangsa, Kamis (16/11) Asal tahu saja, AMNT mulai pembangunan smelter (groundbreaking) yang berlokasi di Sumbawa pada akhir April lalu. AMNT rencananya membangun smelter dengan kapasitas input sebesar 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan dapat ditingkatkan hingga 1,6 juta atau 2 juta ton per tahun. Kapasitas tersebut dapat memproses konsentrat baik dari tambang Batu Hijau, maupun suplai potensial dari tambang Elang (saat ini dalam tahap eksplorasi) dan sumber pemasok konsentrat lainnya.