ESDM: Smelter Freeport harus selesai pada 2017



JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan, pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur harus tetap berjalan dan selesai sesuai yang dijadwalkan pada tahun 2017.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono mengatakan, sejauh ini Freeport belum mengubah rencana revisi pembangunan smelter. Dengan demikian, pembangunan smelter di Gresik dengan kapasitas 2 juta ton konsentrat tembaga ini harus selesai sesuai jadwal.

"Target selesainya harusnya begitu (tahun 2017). Sekarang baru 14%," kata Bambang di kantor Dirjen Minerba, Kamis (10/3).


Namun, Bambang membeberkan, target tersebut bisa saja berubah dan tergantung dari Revisi Undang-Undang Nomor 04/2009 Tentang Mineral dan Batubara.

Asal tahu saja, sebelumnya Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, dalam poin RUU Minerba akan dimasukkan salah satunya relaksasi ekspor mineral mentah (ore). Salah satu poin juga menyebutkan tidak adanya pembatasan waktu pembangunan smelter.

"Kami belum tahu akhirnya akan seperti apa. Saat ini kami sedang bahas UU Minerba. Nanti kita lihat hasilnya," tandasnya.

Sementara Juru Bicara Freeport Indonesia, Riza Pratama menegaskan komitmen perusahaannya untuk menyelesaikan pembangunan smelter sesuai dengan yang dijadwalkan, yakni di tahun 2017.

Karena itu, peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan smelter juga akan dimulai pada pertengahan tahun ini. "Masih sesuai dengan yang dijadwalkan pertengahan tahun ini," jelas Riza kepada KONTAN, Kamis (10/3).

Riza mengklaim, dalam pembangunan smelter selalu dilaporkan kepada Kementerian ESDM. Laporan itu, antara lain, terkait kemajuan smelter selama enam bulan dan rencana pembangunan enam bulan ke depan. "Kami secara berkala memberikan update rencana dan progres smelter," tandasnya.

Seperti diketahui Freeport membangun smelter di Gresik dengan kapasitas bahan baku 2 juta ton konsentrat tembaga. Investasi smelter ini mencapai US$ 2,1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan