ESDM Targetkan Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Capai 5 GW di 2030



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB/Angin) mencapai 5 GW pada 2030 mendatang.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM Eniya Listiani Dewi mengungkapkan bahwa pemerintah bersama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tengah menyusun Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2025-2035 serta Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).

"Saat ini RUKN sedang dibahas, selanjutnya dibuat RUPTL baru dan di dalamnya target 5 tahun ke depan. Kita sudah tahu langkahnya 5 GW, jadi sampai dengan tahun 2030 kita butuh 5 GW dari angin," ungkap Eniya pada acara bertajuk 'Penguatan Pengembangan Energi Angin di Indonesia' di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (26/9).


Eniya menjelaskan, Indonesia memiliki potensi sumber daya angin (bayu) sangat besar, yang menjadikan potensi angin sebagai sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) terbesar kedua setelah energi surya.

Eniya menambahkan, selain sebagai sumber energi, PLTB nantinya juga bisa dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata, seperti yang ada di Eropa, khususnya Belanda. Potensi angin di Indonesia juga berada di daerah-daerah wisata seperti di wilayah Indonesia Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Bagian Timur dan Jawa Bagian Selatan.

Baca Juga: Menteri ESDM Kaji Ulang Rencana Ekspor Listrik Hijau

Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi angin di Indonesia yakni sebesar 154,6 GW dengan rincian potensi angin onshore sebesar 60,4 GW dan potensi angin offshore sebesar 94,2 GW.

Jika dirinci, wilayah timur Indonesia (Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara) memiliki potensi mencapai 40% dari potensi angin nasional. Namun, potensi angin yang dimanfaatkan menjadi PLTB hingga tahun 2024 ini masih sangat kecil, yakni hanya sebesar 152,3 MW.

Sementara itu, pemerintah menargetkan pada tahun 2060 nanti, kapasitas terpasang PLTB akan menjadi 37 GW.

Eniya menegaskan, diperlukan kolaborasi dan kerja sama dengan dunia internasional untuk mendorong pengembangan EBT, khususnya yang berasal dari angin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari