ESDM tawarkan skema TnC untuk lelang WK migas baru



JAKARTA. Pemerintah menyadari iklim investasi untuk industri hulu migas tidak secerah beberapa tahun lalu. Untuk itu, pemerintah pun berencana untuk menawarkan term and condition (TnC) lelang wilayah kerja (WK) minyak dan gas yang baru pada tahun ini demi bisa menarik minat investor di sektor hulu migas.

"Term and condition ada beberapa yang berubah dibanding tahun sebelumnya seperti melihat tingkat kesulitannya yang beda, maka treatment-nya berbeda. Misalnya geologi susah banget, nanti boleh usulkan split," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja di Hotel Dharmawangsa, Rabu (20/4).

Seperti diketahui, pada tahun ini Kementerian ESDM akan melakukan penawaran lelang 14 WK Migas, yang terdiri dari 11 WK konvensional dan 4 WK non konvensional. 


Sebanyak 11 WK konvensional yang akan ditawarkan terdiri dari empat WK lelang reguler dan tujuh WK penawaran langsung. 

Untuk lelang WK reguler terdiri dari blok South CPP, Suremana I, South East Mandar, dan North Arguni. Sementara untuk lelang WK penawaran langsung terdiri dari blok Bukit Barat, Batu Gajah Dua, Kasongan, Ampuh, Ebuny, Onin, dan West Kaimana.

Direktur Indonesian Petroleum Association, Sammy Hamza mengatakan, penawaran WK migas baru yang dilakukan pemerintah pada tahun ini cukup beresiko karena secara umum semua perusahaan multinaional tengah melakuikan pengurangan capital expenditure (capex) pada tahun ini. Sehingga untuk mengambil peluang resiko mengelola WK migas baru sangat kecil.

Namun, masih ada sisi positif dari industri hulu migas, dimana para pelaku migas nasional dan beberapa perusahaan migas internasional masih ada yang percaya bahwa kondisi harga minyak yang cukup rendah saat ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan eksplorasi. Sehingga, penawaran 14 WK migas tahun ini bisa menjadi tes bagi pemerintah untuk membuat perusahaan migas tertarik untuk memberikan penawaran.

Karena itu, pemerintah diharapkan bisa memberikan insentif sehingga bisa menarik minat investasi hulu migas di Indonesia. 

"Saya menyadari pemerintah tahu situasi sulit ini. Saya yakin pemerintah memberi insentif dengan segala keterbatasannya. Dari industri, tentunya kami mengharapkan jangan sampai tidak ada reaksi sama sekali, meskipun kami tetap menyadari situasi yang sulit saat ini," terang Sammy, akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan