Eskalasi Konflik Timur Tengah, Mayoritas Bursa Asia Melemah pada Senin (16/10)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dipimpin Nikkei 225 yang melemah 2,03%, indeks saham di Asia sore ini Senin (16/10) ditutup melemah. Hang Seng melemah 0,97% dan Shanghai Composite melemah 0,46%. Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,44% ke level 6.896,29.

Pelemahan indeks Asia dibarengi dengan harga minyak mentah jenis Brent yang bertahan di atas US$ 90 per barel, dan nilai tukar mata uang dolar AS yang menguat terhadap mata uang negara-negara G-10. Menurut tim riset Phillip Sekuritas Indonesia, hal ini terjadi tengah kecemasan mengenai eskalasi kekerasan di Gaza dan prospek konflik antara Israel dan Hamas dapat menyebar lebih luas lagi.

Lebih dari satu juta orang telah mengungsi dari jalur Gaza minggu lalu menjelang dimulainya invasi darat militer Israel untuk mengeliminasi kepemimpinan Hamas.


Baca Juga: IHSG Turun ke 6.896 Senin (16/10), TLKM, SGER, ADRO Paling Banyak Dibeli Asing

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sedang mengunjungi kawasan Timur Tengah untuk mencari cara menghindari eskalasi konflik lebih lanjut. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu setuju untuk membuka blokade pasokan air untuk beberapa bagian di Gaza Selatan setelah berbicara dengan Presiden AS Joe Biden.

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Jepang bertenor 10 tahun turun 1,5 basis points (bps) menjadi 0,745% seiring dengan eskalasi kekerasan di Timur-Tengah, sehingga mendongkrak permintaan atas aset-aset yang dianggap aman (safe haven).

Selain kekhawatiran mengenai konflik, investor juga menunggu data inflasi Jepang yang dijadwalkan dirilis pada hari Jumat sehingga memberi tekanan pada yield surat utang Pemerintah Jepang

Bank sentral China menyuntikkan secara net 289 miliar Yuan atau setara US$ 39,6 miliar ke dalam sistem perbankan, terbesar sejak Desember 2020 melalui fasilitas pinjaman jangka menengah atau Medium-term Lending Facility (MLF) dan mempertahankan suku bunga MLF di 2,50% sesuai ekspektasi pasar.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Selasa (17/10)

Di Jepang, Industrial Production turun 0,7% secara month-on-month (MoM) dan turun 4,4% secara year-on-year (yoy) di bulan Agustus dari perhitungan awal 0%, dan setelah anjlok 1,8% MoM dan turun 2,3% YoY di bulan Juli 2023. Ini adalah penurunan Industrial Production selama dua bulan beruntun dan menandakan kontraksi keempat sejak awal tahun ini, tertekan oleh penurunan produksi kendaraan bermotor.

Dari dalam negeri, surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) turun menjadi US$ 3,42 miliar di bulan September dari US$ 4,97 miliar pada periode yang sama tahun lalu, namun lebih baik dari ekspektasi surplus US$ 2,13 miliar.

Ekspor anjlok 16,17% YoY di tengah pelemahan harga komoditas, sementara impor menyusut 12,35% YoY dan memperpanjang rangkaian penurunan menjadi tujuh bulan beruntun di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Selama Sembilan bulan pertama 2023, Neraca Perdagangan Indonesia mencatatkan surplus US$ 27,75 miliar dengan ekspor merosot 12,34% YoY, sementara impor menyusut 8,34% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati