JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini US$ 21 juta. Nantinya, duit yang ada bakal digunakan untuk kebutuhan ekspansi produksi anak usahanya, PT Panca Amara Utama (PAU). "Capex baru akan kami gunakan sepenuhnya berbarengan dengan mulainya pengembangan pabrik LPG akhir tahun ini. Kami perkirakan, pabrik ini selesai kuartal III 2014," jelas Direktur Eksekutif Surya Esa Perkasa, Chander Vinod Laroy, seusai kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ESSA, Senin (27/5). Lebih jauh Chander menjelaskan, realisasi ekspansi itu baru dalam tahap hitam di atas putih. Maksudnya, PAU telah menyelesaikan negosiasi atas Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan beberapa pemasok gas. Adapun penandatanganan resminya dilaksanakan pada kuartal II tahun ini. ESSA juga tidak sendirian dalam pengerjaan proyek ini. Manajemen menggandeng Enerflex Ltd, perusahaan engineering asal Kanada. Nantinya, semua kebutuhan perlengkapan teknis pabrik baru PAU di Palembang akan dipasok oleh Enerflex. Kontrak kerja sama ini menelan biaya sekitar US$ 17 juta, atau sekitar 81% dari capex. Sementara sisanya akan digunakan untuk instalasi peralatan. Jika pabrik ini selesai, maka diharapkan akan menambah kapasitas produksi menjadi 55 % pada 2014. Saat ini kapasitas produksi LPG perseroan sebesar 120 ton per hari atau 36 ribu ton per tahun, dengan peningkatan 55 persen akan menjadi 185 ton per hari atau 40 ribu ton pertahunnya. Bukan hanya bisnis LPG yang bakal digenjot ESSA. Emiten ini juga akan menggeber bisnis amoniak yang digarap PAU. Manajemen mengaku telah memulai pembangunan fasilitas pabrik amoniaknya dan diharapkan bakal selesai pada kuartal III 2015 nanti. Proyek ini diperkirakan bakal menelan dana sekitar US$ 750 juta, di mana sebesar US$ 500 juta berasal dari pinjaman. ESSA juga diminta untuk menyuntikkan dana sebesar US$ 132 juta demi memuluskan rencananya ini. Nah, seiring dengan pesatnya kinerja PAU, maka sebagai tahap awal ESSA diminta untuk menyuntikkan modal untuk anak usahanya itu senilai US$ 80 juta. "Rencana suntikan dana ini juga sudah disetujui para pemegang saham," pungkas Chander.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ESSA siapkan capex US$ 21 juta
JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini US$ 21 juta. Nantinya, duit yang ada bakal digunakan untuk kebutuhan ekspansi produksi anak usahanya, PT Panca Amara Utama (PAU). "Capex baru akan kami gunakan sepenuhnya berbarengan dengan mulainya pengembangan pabrik LPG akhir tahun ini. Kami perkirakan, pabrik ini selesai kuartal III 2014," jelas Direktur Eksekutif Surya Esa Perkasa, Chander Vinod Laroy, seusai kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ESSA, Senin (27/5). Lebih jauh Chander menjelaskan, realisasi ekspansi itu baru dalam tahap hitam di atas putih. Maksudnya, PAU telah menyelesaikan negosiasi atas Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan beberapa pemasok gas. Adapun penandatanganan resminya dilaksanakan pada kuartal II tahun ini. ESSA juga tidak sendirian dalam pengerjaan proyek ini. Manajemen menggandeng Enerflex Ltd, perusahaan engineering asal Kanada. Nantinya, semua kebutuhan perlengkapan teknis pabrik baru PAU di Palembang akan dipasok oleh Enerflex. Kontrak kerja sama ini menelan biaya sekitar US$ 17 juta, atau sekitar 81% dari capex. Sementara sisanya akan digunakan untuk instalasi peralatan. Jika pabrik ini selesai, maka diharapkan akan menambah kapasitas produksi menjadi 55 % pada 2014. Saat ini kapasitas produksi LPG perseroan sebesar 120 ton per hari atau 36 ribu ton per tahun, dengan peningkatan 55 persen akan menjadi 185 ton per hari atau 40 ribu ton pertahunnya. Bukan hanya bisnis LPG yang bakal digenjot ESSA. Emiten ini juga akan menggeber bisnis amoniak yang digarap PAU. Manajemen mengaku telah memulai pembangunan fasilitas pabrik amoniaknya dan diharapkan bakal selesai pada kuartal III 2015 nanti. Proyek ini diperkirakan bakal menelan dana sekitar US$ 750 juta, di mana sebesar US$ 500 juta berasal dari pinjaman. ESSA juga diminta untuk menyuntikkan dana sebesar US$ 132 juta demi memuluskan rencananya ini. Nah, seiring dengan pesatnya kinerja PAU, maka sebagai tahap awal ESSA diminta untuk menyuntikkan modal untuk anak usahanya itu senilai US$ 80 juta. "Rencana suntikan dana ini juga sudah disetujui para pemegang saham," pungkas Chander.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News