Esta Indonesia (NEST) Ungkap Komitmen Pengolahan Sarang Burung Walet yang Baik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Esta Indonesia Tbk (NEST) memastikan komitmen perusahaan dalam pengolahan sarang burung walet dilakukan secara baik.

Hal tersebut diungkapkan bersamaan dengan kunjungan Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat M. Pangabean, ke pabrik NEST di kawasan Industri Terboyo, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (8/10) lalu.

Sahat mengatakan, proses pengolahan sarang burung walet di pabrik NEST sesuai standar baik dan mampu  menepis berbagai isu negatif terkait pengolahan sarang burung walet di Tanah Air.


“Ini sebenarnya bukan isu, tetapi hanya teman-teman pelaku usaha di luar sana yang menginginkan jalan pintas,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (14/10).

Oleh karena itu, Sahat berharap NEST bisa memberikan bimbingan untuk para pelaku usaha sarang burung walet lain agar produk olahannya bisa diterima untuk ekspor, khususnya ke China.

“Semoga NEST bersedia memberikan bimbingan kepada pelaku usaha sarang burung walet lainnya, sehingga produk sarang burung walet yang dihasilkan di Indonesia semakin dipercaya dunia. Karena hampir 80% itu produk ada di Indonesia,” paparnya.

sBaca Juga: Gelaran IPO Menjelang Akhir Tahun 2024 Masih Sepi, Ada Apa?

Direktur Utama NEST, Hoo Anton Siswanto mengatakan, perseroan selama ini selalu berusaha meningkatkan kualitas produk sarang burung walet yang dikirim ke luar negeri.

"Kami akan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik dan tentunya tidak lupa berbagi segala sesuatu yang telah kami pelajari, demi kebaikan industri sarang burung walet di Indonesia," paparnya.

Asal tahu saja, NEST resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Agustus 2024 lalu. Dalam hajatannya, NEST menawarkan maksimal 822,50 juta saham biasa di harga Rp 200 per saham. Ini setara dengan 20% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. 

Alhasil, NEST berhasil meraup dana segar Rp 164,5 miliar dari gelaran penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) tersebut. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk tiga hal utama.

Pertama, sekitar 7,5% akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian enam bidang tanah dan bangunan di Poso, Sulawesi Selatan, yang akan difungsikan sebagai rumah salah burung walet.

Kedua, sekitar 18,93% akan digunakan untuk penyetoran modal kepada entitas anak, yaitu PT Tunas Esta Indonesia untuk membeli enam bidang tanah dan bangunan untuk operasional dan pabrik.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja guna, di antaranya untuk membeli bahan baku, pembayaran gaji, pembelian alat dan bahan pendukung kegiatan serta biaya operasional lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat